Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) bekerjasama dengan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) mendorong para pelaku bisnis dari kalangan disabilitas agar menguasai ekonomi digital, seiring transformasi digital yang terjadi pada hampir semua aspek kehidupan.
Untuk itu, Kemenkop dan UKM mengajak para pengusaha dari kaum disabilitas binaan Yayasan PTI agar ikut berpartisipasi dalam acara ‘Quarterly Seminar 3 Side Event B20 G20 Digital Economy to Support SDGs’, yang digelar Nusa Dua, Bali. Event ini membahas adopsi digitalisasi bagi kalangan UMKM yang telah dilakukan Indonesia.
Kemenkop dan UKM memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada pelaku bisnis dari kaum disabilitas binaan Yayasan PTI untuk menampilkan hasil-hasil karyanya di acara B20 G20. Karya- karya yang dipamerkan antara lain meliputi craft, kuliner dan eksibisi keterampilan disabilitas.
Baca Juga: Menyiapkan UMKM Masuk Ranah Digital
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pemanfaatan ekonomi digital saat ini juga menjadi perhatian bagi pengembangan proses bisnis UMKM dan koperasi.
"Berbicara mengenai ekonomi digital, tentu sangat lengkap dengan memanfaatkan aspek tekonolgi digital terkait proses bisnis UMKM dan koperasi,” kata Teten dalam keterangannya, Rabu (10/8).
Berdasarkan data dari Kemenkop dan UKM sebanyak 86% dari seluruh pelaku UMKM di Indonesia sangat bergantung pada internet untuk menjalankan kegiatan usahanya. Data juga mencatat, sekitar 73% pelaku UMKM telah memiliki akun pada lokapasar digital, dan 82% berpromosi melalui internet.
Hal ini menunjukkan, kalangan UMKM yang berkontribusi hingga 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki peran utama dalam peta ekonomi digital di Tanah Air.
Ketua umum PTI Myra Winarko mengemukakan, peluang yang diberikan oleh Kemenkop dan UKM mampu membukakan peluang bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.
"Dalam kesempatan ini, kami tidak sekedar memamerkan dan menjual karya anak didik kami. Lebih jauh untuk membukakan link bisnis bagi kaum disabilitas. Kegiatan ini sangat kami syukuri, berharap bisa lebih membukakan peluang bagi kaum disabilitas yang ada di Indonesia agar bisa berdaya secara ekonomi," tutur Myra.
Untuk diketahui, Yayasan PTI merupakan inkubator bisnis bagi kaum disablitas. Itu sebabnya, Kemenkop dan UMKM menggandeng PTI agar dapat melanjutkan langkah berkesinambungan untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Digital Economy to Support SDGs").
Baca Juga: Kemenkop Gandeng PTI Kembangkan Ekosistem Digital Bagi Disabilitas
Selama ini, PTI sudah menjalankan fungsinya dengan membina berbagai komunitas disabilitas di berbagai belahan Indonesia. Di antaranya adalah komunitas disabilitas mental retardation (keterbelakangan mental) di Bandung Jawa Barat yang memproduksi Telur Asin.
Kemudian, pelatihan Make Up Artist bagi bisu dan tunarungu, pelatihan melukis, dan pelatihan memasak. Para lulusan Pelatihan PTI ini rata-rata sudah mandiri, bahkan beberapa di antaranya telah mampu masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional.
PTI sebagai inkubator bisnis juga menggandeng beberapa perusahaan besar dan perbankan, untuk terus melakukan pembinaan dan pemasaran secara digital.
"Ke depan bahkan kami berencana membuat Platform sendiri, selain memberikan pelatihan-pelatihan pada disabilitas agar masuk ke dunia digital secara mandiri, " tandas Myra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News