Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempromosikan potensi wisata budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogjakarta dan Jawa Tengah ke pasar Eropa, terutama Jerman.
Direktur Pemasaran PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Hetty Herawati, mengatakan Yogjakarta dan Jawa Tengah memiliki potensi wisata yang tidak hanya terpaku pada kekayaan alam saja.
Tapi juga punya daya tarik dari sisi kebudayaan. “Ada banyak keraton dan juga candi yang terdapat di Yogjakarta dan Jawa Tengah. Selain itu, kita juga punya hasil kerajinan tangan dan kesenian tradisional yang unik dan menarik bagi wisatawan,” kata Hetty
Baca Juga: Wishnutama mengajak perbaikan dasar di sektor pariwisata
Hetty mencontohkan potensi wisata yang ada di Candi Prambanan yang dikelola oleh PT. TWC. Sebagai komplek candi Hindu terbesar di Indonesia, wisatawan tidak hanya akan memperoleh pengetahuan sejarah yang ada di Candi Prambanan, namun wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan di malam hari.
“Selain itu, wisatawan juga bisa merasakan pengalaman bagaimana rasanya menjadi seorang arkeolog dalam mengkonservasi peninggalan sejarah Candi Sewu melalui paket junior archaeologist yang kami sediakan,” ucapnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (15/8).
Hetty juga meyakinkan wisatawan Jerman agar tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Yogjakarta dan Jawa Tengah di era adaptasi kebiasaan baru. Ia mengungkapkan, destinasi wisata seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan telah menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability).
“Di masa penutupan pada Maret hingga Juni 2020, kami selalu melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan di lokasi destinasi wisata. Karena ini kesempatan bagi kami untuk meningkatkan pariwisata berkelanjutan, kami menerapkan protokol kesehatan dan memberikan pelatihan bagi staf kami tentang protokol kesehatan dan kami juga meminta agar pengunjung untuk mematuhi protokol kesehatan berbasis CHSE,” lanjut dia.
Baca Juga: Industri perfilman berpeluang maju di era new normal
Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Guru Besar Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Wiendu Nuryanti, menyebutkan hampir 40 persen wisatawan mancanegara asal Eropa datang berkunjung ke Indonesia khususnya Yogjakarta karena tertarik dengan tradisi dan budaya yang beraneka ragam
Tak hanya itu, Wiendu juga menyebut banyak wisatawan Jerman yang berkunjung ke Indonesia lebih dari satu kali kunjungan.
“Mereka (Wisatawan Jerman) berkunjung ke berbagai tempat di Indonesia, tidak hanya di Bali saja. Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia adalah kebanggaan tersendiri bagi kita dan menjadi kekuatan kita menyambut kedatangan turis ke Indonesia,” ujar Wiendu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News