kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenparekraf yakinkan pariwisata Indonesia cepat bangkit, ini alasannya


Jumat, 31 Juli 2020 / 15:55 WIB
Kemenparekraf yakinkan pariwisata Indonesia cepat bangkit, ini alasannya
ILUSTRASI. Sejumlah warga dengan alat pelindung dan masker di wajahnya berjalan di pinggir danau saat turut berkunjung pada pembukaan obyek wisata Ulun Danu Beratan, Tabanan, Bali, Senin (20/7/2020). Pemerintah Kabupaten Tabanan resmi membuka lima obyek wisata yang


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya meyakinkan para pelaku industri pariwisata di Afrika Selatan terkait penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, and Environmental Sustainability) di destinasi-destinasi pariwisata Indonesia.

Plt Direktur Pemasaran Regional III (Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika) Kemenparekraf/Baparekraf, Raden Sigit Witjaksono mengatakan sejak 2015, pertumbuhan jumlah wisatawan Afrika Selatan yang datang berkunjung ke Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Dari 22.482 wisatawan di tahun 2016 menjadi 47.657 wisatawan pada 2019.

Baca Juga: Mulai hari ini, Bali siap sambut kembali wisatawan

“Hal ini membuktikan bahwa Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lainnya telah mulai memperhitungkan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata favorit,” kata Sigit dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (31/7).

Sigit juga menuturkan Kemenparekraf/Baparekraf terus berusaha meyakinkan khalayak internasional untuk berkunjung ke Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, and Environmental Sustainability).

“Kami telah mengimplementasikan protokol CHSE. Seperti memberikan pelatihan CHSE terhadap pelaku wisata, simulasi penerapan protokol CHSE, kampanye protokol CHSE ke masyarakat dan pelaku pariwisata, dan juga menerapkan protokol CHSE di destinasi di daerah yang telah melewati masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ujarnya.

Chief Executive Officer South African Tourism, Sisa Nthsona menuturkan penerapan protokol CHSE ini ternyata juga dipelajari dan diimplementasikan di berbagai destinasi wisata yang ada di Afrika Selatan.

“Pariwisata merupakan salah satu sektor yang tidak hanya menyumbang pendapatan di negara kami, tapi juga menyerap banyak tenaga kerja. Kami belajar dari Indonesia dan saat ini Afrika Selatan kini juga tengah mencoba menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata,” sebut Sisa.




TERBARU

[X]
×