Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal I tahun 2019 diwarnai dengan perlambatan sektor manufaktur di beberapa belahan dunia. Disebutkan dalam laporan yang dirilis United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), ini terjadi karena dampak perang dagang Amerika Serikat dan China serta pemberlakuan tarif dari Uni Eropa.
Achmad Sigit Dwiwahjono, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian mengakui kondisi tersebut, dengan indikasi permintaan yang menurun di pasar. “Saat ini perekonomian global sedang melambat, karena ada faktor-faktor internasional. Kondisi ini berimbas pada produksi sektor industri di sejumlah negara dunia,” tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (11/10).
Baca Juga: Bank Dunia: Pertumbuhan Asia Pasifik akan melambat jadi 5,8% akibat perang dagang
Berdasarkan data UNIDO, pada kuartal I-2019, tingkat pertumbuhan manufaktur dari negara-negara industri hanya sekitar 0,4% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi secara konsisten di setiap triwulan, yang sebelumnya mencapai 3,5% pada akhir 2017.
Contohnya, Amerika Utara mencatat tingkat pertumbuhannya secara year-on-year (y-o-y) hanya 1,8%. Ini menunjukkan penurunan 2,5% dari capaian pada kuartal IV-2018.
Berikutnya, tingkat pertumbuhan negatif dialami oleh Amerika Latin pada kuartal pertama tahun ini. Kontraksi terjadi 1,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh resesi yang berkelanjutan dari Argentina dan penurunan angka manufaktur Brasil.
Sementara itu, akibat ketidakpastian akibat rencana Inggris menarik diri dari Uni Eropa (Brexit) akan berdampak bagi masa depan ekonomi di wilayah tersebut. Merujuk data UNIDO, pertumbuhan sektor industri manufaktur di Eropa hanya 0,3%.
Selanjutnya, data kuartal pertama tahun ini menunjukkan pula tingkat pertumbuhan sektor manufaktur yang anjlok secara y-o-y dialami oleh dua negara ekonomi besar di wilayah Eropa, yakni Jerman dan Italia, yang masing-masing turun 2,3% dan 0,9%.
Baca Juga: Produsen elektronik asal bogor ekspor 3.000 unit pembersih udara ke AS
Data UNIDO juga memperlihatkan, pertumbuhan sektor industri yang negatif di beberapa negara Asia, antara lain adalah Taiwan -3,7%, Korea Selatan -1,7%, Jepang -1,1%, dan Singapura -0,3%. Namun, di antara negara Asia lainnya tersebut, pertumbuhan justru meningkat di Indonesia dan Vietnam yang masing-masing sebesar 5,1% dan 4,1%.