kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin: Di saat manufaktur gobal melambat, Indonesia justru tumbuh


Jumat, 11 Oktober 2019 / 16:06 WIB
Kemenperin: Di saat manufaktur gobal melambat, Indonesia justru tumbuh
ILUSTRASI. Pabrik kertas Paper One PT Riau Andalan Pulp and Paper RAPP


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

Menurut Kepala Statistik UNIDO Shyam Upadhyaya, meskipun secara global mengalami perlambatan, pertumbuhan sektor manufaktur di skala menengah dan berbasis teknologi tinggi tetap lebih dominan dibanding sektor yang teknologinya rendah.

“Ini merupakan suatu pergeseran menuju manufaktur yang berteknologi tinggi dan menunjukkan bahwa perubahan struktural sedang berlangsung,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, Indonesia sedang merevitalisasi industri manufaktur melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini merupakan sebuah strategi kesiapan dalam memasuki era industri 4.0 serta mengejar target menjadi bagian dari 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

Salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengakselerasi industri manufaktur nasional agar terus melakukan inovasi melalui pemanfaatan teknologi modern dan kegiatan litbang. Hal ini diyakini juga dapat memacu produktivitas lebih efisien sehingga mendongkrak daya saing industri kita, paparnya.

Baca Juga: BI: Kinerja sektor Industri pengolahan pada Q3-2019 melambat, tetapi masih ekspansif

Menperin menambahkan, guna mewujudkan sasaran tersebut, pemerintah saat ini telah bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif. Kebijakan strategis yang sudah dijalankan, antara lain memberikan kemudahan izin usaha serta memfasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal.

“Salah satu kunci sukses dari penerapan industri 4.0 adalah peningkatan investasi, terutama berkaitan dengan pengembangan industri baru. Sebab, upaya tersebut akan memperkuat dan memperdalam struktur manufaktur nasional. Selain itu juga akan terjadi transfer teknologi dari investor,” imbuhnya.

PDB dari sektor manufaktur di Indonesia mencapai Rp 565 triliun pada kuartal-II tahun 2019, meningkat dibanding perolehan di kuartal-I 2019 sebesar Rp 555 triliun. Capaian kuartal kedua tersebut tertinggi, karena rata-rata PDB manufaktur Indonesia per kuartal sekitar Rp 468 triliun dari periode 2010-2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×