Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung perusahaan energi asal China, Beiken Energy Group Co. Ltd., untuk menjalin kolaborasi strategis dalam pengembangan proyek coal to chemical. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat rantai pasok industri kimia nasional melalui pemanfaatan batubara sebagai bahan baku industri petrokimia bernilai tambah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah melakukan pertemuan dengan Beiken Energy Group Co. Ltd. di Shanghai, China, pada Jumat (10/10/2025). Agus mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri coal to chemical, khususnya untuk menghasilkan produk turunan seperti methanol, olefin, propylene, polyolefin, butanediol (BDO), dan bahan kimia lanjutan lainnya.
"Kolaborasi dengan Beiken Energy diharapkan mampu mempercepat hilirisasi industri kimia, memperkuat rantai pasok nasional, serta meningkatkan substitusi impor bahan baku kimia,” ungkap Agus dalam rilis yang disiarkan pada Minggu (12/10/2025).
Beiken Energy saat ini belum memiliki investasi di Indonesia, namun menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki peluang kerja sama dalam pengembangan industri coal to chemical. Terutama di bidang gasifikasi batubara kalori rendah.
Baca Juga: Banjir Produk Petrokimia China di Indonesia, Industri Dalam Negeri Kian Tertekan
“Teknologi Beiken dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemrosesan batubara kalori rendah menjadi bahan kimia bernilai tambah. Hal ini sejalan dengan agenda hilirisasi nasional untuk memperkuat struktur industri kimia dasar dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” imbuh Agus.
Beiken Energy merupakan perusahaan berbasis di Beijing yang berdiri sejak tahun 2009 dengan kompetensi di bidang rekayasa terintegrasi, eksplorasi dan produksi minyak dan gas, serta pengembangan teknologi konversi energi, termasuk teknologi gasifikasi batubara. Teknologi ini berpotensi mendukung transformasi industri batubara Indonesia dari dominasi karbonisasi menuju industri kimia bernilai tinggi, dengan produk turunan seperti polyolefin dan BDO.
Teknologi Beiken diharapkan bisa mengatasi tantangan dalam pemrosesan batubara kalori rendah serta menghadapi profil usaha berisiko tinggi, seperti kondisi bertekanan dan bersuhu tinggi (high-pressure/high-temperature) yang umum dijumpai pada proyek strategis di Indonesia. Pendekatan ini diharapkan dapat mendukung penguatan hilirisasi industri kimia nasional serta memperluas peluang kolaborasi dalam pengembangan industri berbasis gasifikasi.
Baca Juga: Ekspor Batubara Menyusut 2,99% per Agustus 2025
Agus melanjutkan, pengembangan coal to chemical menjadi bagian penting dalam strategi industrialisasi Indonesia yang menekankan peningkatan value creation dan efisiensi rantai pasok. Kolaborasi dengan mitra internasional yang memiliki keunggulan teknologi seperti Beiken diharapkan mampu mendukung peningkatan kapasitas industri kimia nasional.
Termasuk untuk produksi methanol sebagai bahan antara untuk olefin, propylene, polyolefin, dan produk petrokimia lainnya. Dus, pertemuan dengan Beiken Energy menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama internasional guna mendukung transformasi industri nasional berbasis inovasi teknologi.
Kemenperin pun berkomitmen menjembatani sinergi antara pelaku industri dalam negeri dan mitra global untuk memperkuat daya saing, transfer teknologi, serta memperluas investasi di sektor kimia hilir. “Dengan dukungan mitra strategis seperti Beiken Energy, kami optimistis pengembangan proyek coal to chemical dapat mempercepat terbentuknya ekosistem industri kimia yang tangguh, efisien, dan berdaya saing global,” tandas Agus.
Baca Juga: Emiten Petrokimia Terancam Serbuan Produk Asal China, Analis Sarankan Hal Ini
Selanjutnya: Penangguhan 190 Izin Tambang Bakal Berdampak pada PNBP, Namun dalam Batas Wajar
Menarik Dibaca: Cara Mengelola Keuangan yang Tepat demi Mencapai Kebebasan Finansial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News