Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - CILEGON. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi pabrik baru Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) di Cilegon yang diproyeksikan mampu menghemat devisa Rp 8 triliun.
Dibangunnya plant baru ini sejalan dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0 dengan memasukkan industri kimia menjadi salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan.
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) belum akan berhenti ekspansi dalam lima tahun ke depan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan industri kimia dikategorikan sebagai mother of industry karena mampu menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku oleh banyak sektor manufaktur lainnya.
"Pabrik baru senilai US$ 380 juta ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Agus mengharapkan dengan beroperasinya pabrik tersebut dapat menekan impor yang membebani neraca perdagangan Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (9/12).
Asal tahu saja, produk polyethylene umumnya digunakan untuk bahan baku pendukung infrastruktur, pipa air, kabel listrik, kemasan makanan, peralatan rumah tangga dan lainya.
Baca Juga: Usai resmikan pabrik baru, ini rencana ekspansi Chandra Asri (TPIA) selanjutnya
Oleh karena itu, Agus menyampaikan apresiasi kepada PT Chandra Asri Petrochemical yang telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru polyethylene yang akan beroperasi komersial mulai bulan Desember 2019 ini. Adapun kapasitas pabrik ini sebesar 400.000 ton per tahun sehingga akan menjadikan total kapasitas sebesar 736.000 ton per tahun.
Agus menjelaskan lebih lanjut dengan berdirinya pabrik baru polyethylene ini, Indonesia mampu mensubstitusi impor produk polyethylene yang berpotensi menghemat devisa hingga Rp 8 triliun. Selain itu, plant baru ini bisa menciptakan lapangan kerja di industri plastik hilir sebanyak 17.500 orang-25.000 orang.
Agus mengungkapkan kebutuhan domestik saat ini terhadap polyethylene telah mencapai 1,6 juta ton per tahun. Sedangkan, Indonesia baru memiliki pabrik polyethylene eksisting dengan kapasitas total sebesar 780 ribu ton per tahun.
Baca Juga: Daftar orang kaya Indonesia, Bos Barito Pacific Group melejit
Agus menyatakan selama ini, industri kimia dinilai mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencapai US$ 8,79 miliar pada tahun 2018, dengan total investasi di sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar Rp 26,2 triliun.
"Dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, pemerintah telah melakukan upaya-upaya strategis, antara lain dengan melakukan pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, serta optimalisasi pemanfaatan pasar dalam negeri dan pasar ekspor," ujarnya.
Selain itu, penerapan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), serta pemberian insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday. Terkait insentif fiskal, pemerintah juga telah menerbitkan PMK No. 128 Tahun 2019 yang memberikan peluang bagi industri untuk mendapat pengurangan pajak hingga 200%.
Baca Juga: Resmikan pabrik PE baru, Chandra Asri (TPIA) bakal kebut komplek petrokimia tahap dua
Insentif tersebut akan diberikan kepada industri yang berupaya memberikan fasilitas penyelenggaraan kegiatan praktik kerja dalam rangka pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu. Salah satu wujud nyata upaya ini adalah kegiatan vokasi industri.
Agus menambahkan, guna menarik investasi di Tanah Air, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan.
“Tahun ini, Jepang dan Korea telah menyampaikan komitmen yang kuat untuk menanamkan modalnya di sektor industri dengan nilai total mencapai US$ 5 miliar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News