kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.415.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.490
  • IDX 7.555   20,61   0,27%
  • KOMPAS100 1.163   0,66   0,06%
  • LQ45 942   3,23   0,34%
  • ISSI 221   -0,44   -0,20%
  • IDX30 479   2,02   0,42%
  • IDXHIDIV20 576   2,70   0,47%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 160   0,80   0,50%

Kemenperin Sebut Beberapa Negara Asia Tertarik Masuk ke Bisnis Kendaraan Listrik


Sabtu, 13 Juli 2024 / 10:11 WIB
Kemenperin Sebut Beberapa Negara Asia Tertarik Masuk ke Bisnis Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Pengemudi mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaran Listrik Umum (SPKLU), Jakarta, Selasa (9/7/2024). PT PLN bekerja sama dengan 28 mitra badan usaha pengembang dan penyediaan pengecasan kendaraan listrik guna mendukung target penambahan 3.000 unit SPKLU dan 250 unit SPBKLU di tahun 2024 sebagai upaya memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aww.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Indonesia terus berusaha meningkatkan keterlibatannya dalam rantai pasok global di sektor otomotif, khususnya kendaraan listrik. 

Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kementerian Perindustrian, Syahroni Ahmad mengatakan, peluang Indonesia untuk jadi pemain utama di industri kendaraan listrik cukup terbuka. Salah satu pemicunya adalah dinamika persaingan global di mana beberapa negara berusaha menjegal produk mobil listrik China.

Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) menaikkan bea masuk impor hingga 100% untuk mobil listrik asal China. Uni Eropa juga mengerek bea masuk impor sebesar 38% untuk produk serupa dari China.

"China cukup ketar-ketir akan hal itu, sehingga mereka merencanakan untuk memproduksi kendaraan listrik di Turki dan Indonesia," kata Syahroni dalam diskusi media, Jumat (12/7).

Baca Juga: Sokonindo Automobile akan Bawa SUV Concept AITO M9 di GIIAS 2024

Dalam catatan KONTAN, baru-baru ini BYD Automobile memastikan pembangunan pabrik mobil listrik senilai US$ 1 miliar di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas 150.000 unit per tahun dan ditargetkan selesai pada Januari 2026.

Syahroni juga menyebut, terdapat tiga perusahaan kendaraan listrik lagi dari China yang memberi sinyal akan datang ke Indonesia. Mereka sudah menemui Menteri Perindustrian terkait rencana investasi di Indonesia. Namun, Kemenperin belum bisa mengungkap lebih jauh identitas perusahaan yang dimaksud.

"Kemarin juga sudah datang tiga perusahaan lagi tapi tentu ini belum bisa dipublikasikan," imbuh dia.

Kemenperin tentu tidak hanya fokus pada produk kendaraan saja. Pada dasarnya pemerintah juga berusaha mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara lengkap, termasuk pembangunan infrastruktur seperti charging station dan produksi baterai.

Baca Juga: Penjualan Komponen Kendaraan Listrik Astra Otoparts (AUTO) Masih Minim

Syahroni bilang, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) sudah melakukan survei dan menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia di bidang daur ulang baterai kendaraan listrik roda dua. Namun, Jepang belum menentukan perusahaan mana yang akan masuk ke Indonesia

Selain itu, Kemenperin juga melakukan penjajakan dengan Busan Techno Park asal Korea Selatan yang tertarik pusat untuk verifikasi dan pengujian baterai kendaraan listrik yang dapat didaur ulang.

Ada juga Taiwan yang sedang menuntaskan pembangunan pabrik daur ulang baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri Batam. Bahkan, bulan September nanti pabrik tersebut direncanakan akan beroperasi.

"Jadi baterai itu dihancurkan, kemudian diambil lithium kobalt nikelnya untuk kembali dijual ke perusahaan baterai," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sustainability Reporting with GRI Standards Practical Business and Social Responsibility berbasis ISO

[X]
×