kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,97   9,38   1.05%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Ungkap Sejumlah Strategi Mengangkat Kinerja Industri Furnitur


Rabu, 24 Januari 2024 / 15:32 WIB
Kemenperin Ungkap Sejumlah Strategi Mengangkat Kinerja Industri Furnitur


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri furnitur dan mebel karena didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah. Di antaranya adalah beragam jenis kayu yang meliputi kayu meranti, jati, mahoni, dan akasia. 

Upaya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah sumber daya alam ini perlu terus dipacu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, Indonesia menghasilkan 80% rotan dunia sekaligus memiliki peluang besar untuk dikembangkan produk-produk hilirnya. "Apalagi, nilai ekspor produk furnitur kita pada tahun 2022 mencapai US$ 2,5 miliar,” kata dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Selasa (23/1).

Saat ini Kemenperin fokus menjalankan lima kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri furnitur yang bisa berdaya saing global.

Kelima jurus tersebut meliputi fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan SDM terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.

Baca Juga: Pasar AS Membaik, Integra Indocabinet (WOOD) Berharap Penjualan Meningkat

Untuk fasilitasi ketersediaan bahan baku, pemerintah telah melakukan upaya perbaikan yang berfokus pada penyediaan akses yang lebih baik, sehingga tercapai pola rantai pasok bahan baku furnitur ideal. Hal ini diwujudkan lewat fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur, di mana untuk bahan baku papan kayu difasilitasi mulai tahun 2022, sedangkan tahun 2024 akan difasilitasi untuk bahan baku rotan.

Berikutnya, terdapat fasilitasi ketersediaan SDM kompeten akan dilakukan melalui optimalisasi peran Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal. Unit pendidikan vokasi milik Kemenperin ini telah menerapkan kurikulum yang bersifat dinamis dengan disesuaikan kebutuhan pasar.

Dalam upaya fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, Kemenperin kerap memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri furnitur dalam pameran tingkat nasional maupun internasional. 

“Pemerintah juga gencar menggalakkan belanja APBN melalui pemanfaatan produk ber-TKDN, di mana hal ini juga dapat menjadi kesempatan pelaku industri furnitur dalam meningkatkan pasar dalam negeri,” tutur Putu.

Sementara itu, salah satu upaya fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk dilakukan di lini teknologi melalui Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian mesin/peralatan sesuai kriteria. Program ini bertujuan untuk mendukung pembaruan teknologi mesin/peralatan dalam meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Indonesia Masuk 10 Besar Penyumbang Manufaktur Global, Ini Penyebabnya

Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, di mana bentuknya adalah workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri. Kemudian terdapat peningkatan kualitas produk juga didukung dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Selain kebijakan-kebijakan tersebut, Kemenperin juga terus berusaha untuk menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi pelaku industri furnitur. Di antaranya melalui pemberian fasilitas insentif perpajakan berupa tax allowance serta kemudahan prosedur ekspor dan impor.

Di samping terus meningkatkan pasar ekspor baik ke pasar tradisional maupun nontradisional, pelaku industri furnitur juga diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri. "Dengan inovasi-inovasi produksi yang lebih efisien maka konsumen dalam negeri juga akan dapat menikmati produk furnitur berkualitas karya anak bangsa,” imbuh Putu.

Berikutnya, seiring semakin tingginya kesadaran dari konsumen furnitur, diharapkan dapat memacu pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam produksi. 

“Saat ini pelaku industri furnitur Indonesia agar bisa lebih efisien, memanfaatkan sumber dari bahan baku lestari, lebih ramah lingkungan, maka ikut menerapkan ekonomi sirkular, serta berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, namun tetap dapat menghasilkan produk berbasis eco-design,” pungkas Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×