kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian BUMN minta Garuda Indonesia tinjau ulang rute Jakarta-London


Minggu, 22 April 2018 / 19:12 WIB
Kementerian BUMN minta Garuda Indonesia tinjau ulang rute Jakarta-London
ILUSTRASI. Garuda Indonesia


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN meminta Garuda Indonesia untuk meninjau ulang rute-rute yang kurang menguntungkan. Salah satunya adalah rute Jakarta-London.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyebut rute penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda sebenarnya sudah dibuka sejak April 2017.

"Bu Menteri (Rini M Soemarno) minta untuk ditinjau lagi rute ke London," kata dia, Minggu (22/4).

Menurut dia, seretnya bisa dari rute Jakarta-London juga disebabkan oleh langkah maskapai asal Australia, Qantas untuk membuka rute penerbangan langsung London-Perth-Sydney. Hal ini berdampak pada menipisnya peluang Garuda Indonesia untuk menggenjot penumpang.

Pada tahun lalu, dia bilang jumlah penumpang Garuda Indonesia untuk rute Jakarta-London hanya mencapai 35.000 orang. Sementara itu, jumlah penumpang rute London-Australia mencapai 350.000 orang.

Kementerian BUMN beranggapan, daripada merugi di rute luar negeri, akan lebih baik apabila Garuda mengoptimalkan rute domestik. Pasalnya rute domestik bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Gatot menyebut Garuda Indonesia bisa menukar beberapa rute internasional yang merugi dengan menambah rute di dalam negeri. Dengan demikian, dampak ekonominya akan lebih terasa di dalam negeri.

Selain itu pihaknya juga juga meminta maskapai tersebut untuk mengoptimalkan rute-rute lainnya. Termasuk rute perjalanan haji dan umroh yang rata-rata mencapai 1,2 juta penumpang saban tahun.

Meski begitu, pihaknya pun membuka kesempatan bagi Garuda Indonesia untuk membuka rute internasional baru bila dirasa menguntungkan. "Misalnya mereka merencanakan untuk tambah rute ke Turki," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×