kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Pengembangan infrastruktur gas bumi masih feasible walau ada corona


Sabtu, 23 Mei 2020 / 16:25 WIB
Kementerian ESDM: Pengembangan infrastruktur gas bumi masih feasible walau ada corona
ILUSTRASI. Pekerja melakukan patroli di sekitar kapal tanker saat pengisian LPG. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati saat ini terjadi pandemi corona (covid-19), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai infrastruktur gas bumi masih layak (feasible) untuk dikembangkan dalam jangka panjang. Apalagi, setelah pemerintah menetapkan harga gas murah untuk industri tertentu, serta konversi ke energi gas bagi pembangkit listrik.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, berdasarkan Neraca Gas Bumi 2020-2030, permintaan gas dalam kurun waktu tersebut tidak terlalu signifikan, yakni hanya sekitar 300 mmscfd. Namun, Pemerintah menetapkan kebijakan untuk beralih ke energi bersih, termasuk juga pembangkit listrik dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas.

Baca Juga: Konsumsi listrik turun, kelangsungan bisnis PLN Jakarta Raya terancam

Selain itu, terdapat pertumbuhan kebutuhan gas dari industri, terutama pupuk dan petrokimia. Juga, pembangunan kilang minyak baru dan peningkatan kapasitas kilang (RDMP). "Ada industri-industri yang tumbuh. Apalagi harga (gas) murah yang turut mendorong permintaan," kata Soerja dalam keterangan tertulisnya sebagaimana yang dikutip oleh Kontan.co.id, Sabtu (23/5).

Menurut Soerja, kebutuhan gas bumi yang terus meningkat tersebut masih dapat dipenuhi melalui pengalihan LNG ekspor untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dari sisi pasokan, katanya, Indonesia memiliki banyak proyek gas yang berpeluang meningkatkan produksi gas nasional. Antara lain, Tangguh Train 3, Blok Masela dan Indonesia Deepwater Development (IDD).

"Jadi apakah pembangunan infrastruktur masih feasible? Menurut saya, sangat feasible dari sisi demand," tegasnya.

Soerja juga menerangkan, peningkatan kebutuhan gas bumi memerlukan pembangunan infrastruktur hilir untuk mengalirkan gas hulu ke konsumen. Untuk meningkatkan kehandalan pasokan, ada 3 ruas transmisi yang direncanakan akan dibangun yaitu tie in WNTS - Pemping, Dumai-Sei Mangkei dan Cirebon-Semarang yang akan menghubungkan pipa transmisi mulai dari Aceh sampai dengan Jawa Timur.

Baca Juga: Beban puncak listrik di Jakarta diperkirakan naik saat Idul Fitri 1441 Hijriah

Menteri ESDM melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 13 Tahun 2020 tentang penugasan pelaksanaan penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG, serta konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan LNG dalam penyediaan tenaga listrik, juga telah menugaskan Pertamina membangun 52 mini regasifikasi di wilayah timur untuk pembangkit listrik.

Selain itu, untuk meningkatkan akses masyarakat dengan energi bersih yang lebih murah, juga direncanakan akan dibangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) dengan skema KBPU sekitar 10 juta SR di 52 kabupaten/kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×