Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian ESDM menilai Smart Grid bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik untuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan masyarakat.
Sekretaris Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Munir Ahmad menjelaskan bahwa Smart Grid juga bisa meningkatkan fleksibilitas transmisi agar dapat lebih banyak menerima Variable Renewable Energy (VRE).
Pengembangan teknologi Smart Grid di Indonesia merupakan salah satu strategi yang diupayakan oleh pemerintah dalam penyediaan listrik nasional dengan jumlah dan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau.
"Pemanfaatan teknologi Smart Grid tidak terbatas pada konsumen listrik perkotaan dan skala besar, teknologi Smart Grid juga dapat dimanfaatkan pada Smart Micro Grids skala kecil di pedesaan dan daerah terpencil dengan akses yang sulit ke jaringan transmisi," ungkap Munir lewat keterangan tertulis di situs Ditjen Ketenagalistrikan, Selasa (9/2).
Sebagai informasi, Smart Grid merupakan sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien, menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik, pemanfaatan sumber energi terbarukan, serta memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik.
Baca Juga: Dirut Pertamina: Penggunaan LNG domestik turun signifikan gara-gara pandemi
Koordinator Kerjasama Ketenagalistrikan Senda H. Kanam menambahkan, konsep Smart Grid mengikuti tren industri 4.0 yang mana konsumen dapat berperan juga sebagai produsen. Sehingga dapat memproduksi, menyimpan dan menjual listrik kepada penyedia atau sesama konsumen listrik.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Smart Grid ditetapkan dalam pengembangan sistem di Jawa-Bali. Targetnya, setiap tahun mulai 2020 sampai 2024 diinstall lima sistem baru di Jawa-Bali. Sehingga dalam lima tahun ke depan akan dibangun 25 sistem Smart Grid baru.
"Tantangan untuk implementasi Smart Grid di Indonesia adalah biaya investasi yang besar, organisasi sistem pelaksanaan mengenai komitmen organisasi. Selain itu peraturan untuk standarisasi dan teknologi yang menuntut pengaplikasian yang berbeda," terang Senda.
Lebih lanjut, Executive Vice President (EVP) Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Hot Martua Baraka menerangkan bahwa PLN telah melakukan beberapa pilot project Smart Grid. Saat ini beebrapa proyek Smart Grid sedang berjalan sesuai dengan RPJM 2020-2024 dan telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 18 tahun 2020.
"Pada tahap awal, implementasi Smart Grid berfokus kepada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid. Sedangkan tahap berikutnya PLN berfokus kepada ketahanan, customer engagement, sustainability dan self healing," pungkasnya.
Selanjutnya: Pertamina bakal kaji ulang seluruh kontrak LNG termasuk dengan LNG Mozambique
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News