kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Kementerian ESDM: Tiket Penerbangan ke Singapura Lebih Mahal di 2026, Ini Alasannya


Kamis, 04 Juli 2024 / 13:20 WIB
Kementerian ESDM: Tiket Penerbangan ke Singapura Lebih Mahal di 2026, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Tiket penerbangan ke Singapura akan lebih mahal imbas kebijakan penerapan penggunaan bioavtur yang berlaku di Singapura.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa tiket penerbangan ke Singapura akan lebih mahal imbas kebijakan penerapan penggunaan bioavtur yang berlaku di Singapura.

Eniya menerangkan, seluruh pesawat yang terbang dari Singapura diwajibkan untuk menggunakan bioavtur sebagai bahan bakar pesawat mulai 1 Januari 2026. 
Biaya penggunaan bioavtur ini akan dibebankan kepada penumpang pesawat sehingga harga tiket pesawat akan lebih mahal.

“Tentang bioavtur ini, nanti kita terbang ke Singapura per 1 Januari 2026 akan dipajaki, tiketnya akan lebih mahal, karena apa? Pesawat datang ke (Bandara) Changi, tiket pulangnya akan jauh lebih mahal karena sudah mewajibkan 1% penggunaan bioavtur dan harga harga bioavtur dibebankan kepada penumpang,” kata Eniya dalam Green Economy Expo yang diselenggarakan Bappenas, Kamis (4/7).

Baca Juga: Kementerian ESDM Revisi Aturan dan Pengembangan Bioavtur, PTPN Bakal Join

Eniya melihat kebijakan penggunaan avtur di Singapura ini justru sebagai potensi bisnis yang bisa dikembangkan Indonesia. Indonesia perlu mempersiapkan untuk bisa mengikuti kebijakan serupa.

“Jadi sekarang sudah global, situasinya itu saling berkaitan, ini pertamanya juga sudah mempersiapkan, karena kita ingin dorong dari palm based bioavtur juga,” ujar Eniya.

Eniya menuturkan peta jalan penggunaan bioavtur sudah berada di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemekomarves). ESDM pun telah memberi masukkan tentang penggunaan bioavtur ini. 
“Konsensus juga di berbagai kementerian untuk memberikan masukan tentang bioavtur ini,” sambungnya.

Menurut pemaparan Eniya, pengembangan bioavtur di dalam negeri telah dikembangkan oleh Pertamina bersama Institute Teknologi Bandung (ITB) dengan memproduksi bahan bakar J2,4 bioavtur 2,4%.

Baca Juga: Program Green Refinery untuk Bioavtur Sudah Masuki Tahap Kedua

Green Refinery Kilang Cilacap telah memproduksi Bioavtur-SAF dengan kandungan bahan nabati 2,4%. Produksi bioavtur ini dilakukan melalui metode co-processing dan memiliki kapasitas 9.000 barel per hari.

Pada Oktober 2023, produk avtur dengan kandungan minyak inti sawit atau refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO) sebesar 2,4% tersebut telah sukses dilakukan uji terbang komersial pada pesawat Boeing 737-800 NG milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×