Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Selama ini, produk hasil hutan seperti madu kerap tidak dikelola dengan baik. Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong peningkatkan kinerja usaha perhutanan sosial. Salah satunya lewat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang memberikan pendampingan pada masyarakat untuk memanfaatkan madu lebah.
Kepala Sub Direktorat Penataan KPH Porduksi KLHK Maidiward bilang, untuk mendorong pemanfaatkan hasil hutan, pada Juli lalu kementerian telah membentuk forum bisnis untuk mempertemukan penjual dan pembeli agar terjadi keberlanjutan pasar.
"KLHK juga telah menekan nota kesepahaman dengan beberapa pemerintah provinsi untuk melakukan percepatan pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di wilayah kelola KPH," ujarnya akhir pekan lalu.
Kepala KPH Batu Lanteh Sumbawa Julmansyah menambahkan melalui pendampingan yang dilakukan, masyarakat kini bisa memanfaatkan madu lebah trigona. Padahal dulu, madu dari lebah jenis ini tak dimanfaatkan.
Namun setelah adanya pendampingan dan pelatihan, masyarakat dapat memperoleh nilai lebih. "Bahkan tahun lalu transaksinya mencapai Rp 47 juta,” imbuhnya.
Ketua Kelompok Madu Hutan Sumbawa Sahabudi menjelaskan, berkat sosialiasi dan pendampingan KPH, anggota kelompoknya kini mengetahui manfaat dari lilin lebah (beeswax), produk lain dari budidaya lebah madu. KPH juga membantu untuk membuka pasar produk yang dihasilkan. "Dulu kami tidak tahu beeswax ada nilainya sehingga terbuang percuma," katanya.
Ketua Teknis Pengembangan Wira Usaha Kehutanan MFP 3 Widya Wicaksana menyatakan tantangan terbesar setelah pemberian izin perhutanan sosial adalah bagaimana agar izin tersebut benar-benar memberi manfaat. Tidak sekadar berhenti pada pemberian izin semata. Untuk itu, kata dia, perlu ada pendampingan dari berbagai pihak. “Butuh pendekatan yang Integratif dan Kolaboratif dalam Pengembangan Perhutanan Sosial,” papar Widya
Galih Juru Bicara PT Wira Usaha Bali, salah satu produsen madu menuturkan pihaknya selama ini mengalami kekurangan pasokan beeswax. Bahkan, pihaknya sampai harus melakukan impor dari China. Namun berkat fasilitasi KPH, pihaknya bisa bertemu dengan kelompok usaha madu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan beeswax. "Kami sudah menjalin kerja sama untuk mendapat pasokan beeswax dari Sumbawa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News