kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemitraan Koperasi Tani Hijau Makmur ekspor pisang ke China hingga Timur Tengah


Senin, 01 Maret 2021 / 12:42 WIB
Kemitraan Koperasi Tani Hijau Makmur ekspor pisang ke China hingga Timur Tengah


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemitraan melalui koperasi terbukti mampu meningkatkan produktivitas petani anggotanya. Salah satu contoh koperasi yang berhasil menjalin kemitraan itu adalah Koperasi Tani Hijau Makmur di Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Koperasi Tani Hijau Makmur bermitra dengan PT Great Giant Pineapple (GGP) untuk menggarap lebih dari 400 hektare lahan pohon pisang.

Dengan model kemitraan koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 820 orang petani tersebut telah berhasil mengekspor 64 ton pisang per bulan per hektare atau 14.266 box pada 2020 ke China, Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terkesan dengan kemitraan yang dikembangkan oleh koperasi tersebut.

Baca Juga: Ragam buah untuk diet ini tidak boleh Anda lewatkan

Teten mengatakan kemitraan antara UMKM termasuk petani melalui koperasi dengan usaha besar menjadi prioritas KemenkopUKM dan merupakan strategi untuk mendorong UMKM naik kelas

Teten menerangkan, petani dengan kepemilikan lahan sempit, dinilai tidak mungkin bisa membangun coorporate farming yang bisa menghasilkan produk yang konsisten, mutunya bagus dan meningkatkan kesejahteraan.

"Diperlukan kemitraan, karena jika petani orang-per orang berhadapan dengan pasar, itu kurang menguntungkan bagi petani. Jadi, biar koperasi itu yang urus ke sana (pasar),” kata Teten Masduki dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id pada Senin (1/3).

Melalui koperasi kebutuhan bahan baku produksi dapat dipenuhi dengan harga yang lebih murah. Standar kualitas hasil produksi juga bisa dijaga dan akses pasar yang terjamin.

Koperasi Tani Hijau Makmur telah menunjukkan bahwa koperasi dapat membangun organisasi dan manajemen yang profesional dan kemitraan yang terbuka luas.

Teten mengatakan, model kemitraan antara Koperasi Tani Hijau Makmur dan  PT Great Giant Pineapple bisa dikembangkan ke tempat lain.

Baca Juga: Ibu hamil, ayo konsumsi dengan rutin 5 buah ini

“Lampung ini ternyata hebat. PT GGP juga pemasok nanas kaleng terbesar di dunia.  Selain itu di sini kan juga ada jambu kristal yang bisa dikembangkan. Saya kira itu bisa dilakukan dalam skala-skala lahan yang sempit terutama di Jawa. Jadi saya kira Lampung banyak model yang bisa kita kembangkan,” ujar Teten.

Pisang merupakan buah-buahan penyumbang devisa terbesar kedua untuk Indonesia setelah nanas dengan nilai US$ 14,6 juta dari data BPS pada 2018 atau sekitar Rp204 miliar. Pada masa pandemi juga masih tetap bertahan dengan US$ 11,15 juta atau Rp 163 miliar dengan volume 22.000 ton.

MenkopUKM mengharapkan petani yang mendapat sertifikat tanah perhutanan sosial dapat memanfaatkan tanahnya dengan baik dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×