Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kempar) membutuhkan investasi dan pembiayaan sebesar Rp 500 triliun di tahun depan.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III Tahun 2018 dalam rangka pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan peningkatan realisasi investasi sektor pariwisata pada tahun 2019.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, pariwisata tahun 2019 menargetkan devisa US$ 20 miliar dari kunjungan 20 juta wisman dan pergerakan 275 juta wisnus juga sebagai pilihan dalam menstabilkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia.
Mengusung tema Investasi dan Pembiayaan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan ada tiga isu kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam mendukung sektor pariwisata, yakni, kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas, kebutuhan pembiayaan Usaha Homestay 2018-2019, serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata.
"Untuk homestay membutuhkan investasi Rp 2 triliun dan Usaha UMK Pariwisata Rp 25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (26/9).
Rakornas juga membahas dan melaunching program universal traveller protection yang berfungsi sebagai perlindungan bagi wisman dan wisnus yang melakukan perjalanan di Indonesia dengan asuransi perjalanan yang diperkirakan dapat meng-cover sampai Rp 320 triliun sampai tahun 2024 mendatang.
Juga, selama periode 2019 - 2024, dibutuhkan investasi sektor pariwisata yaitu 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan peran serta dunia usaha, serta program pembangunan 100.000 homestay dengan melibatkan UKM pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News