Reporter: Muhammad Afandi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KEDIRI. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumardjo Gatot Irianto mulai Oktober tahun ini menerapkan inovasi tumpang sari.
“Tahun ini kami mengembangkan inovasi baru tumpang sari jagung padi, jagung kedelai, padi kedelai,” tuturnya dalam acara “Guyup Panen Nusantara” di Desa Mejono, Kec. Plemahan, Kab. Kediri, Kamis (18/10).
Ia mengatakan mengalami kesulitan untuk menyuruh petani menanam padi di bulan kemarau. Gatot menambahkan bahwa petani lebih cenderung memilih menanam jagung dibanding padi.
Untuk mengatasi kecenderungan tersebut, Dirjen Tanaman Pangan menyiasati dengan penerapan tumpang sari.
Dalam satu hektare diminta petani menanam jagung sistem rapat sebanyak 110 ribu batang. Kemudian dibuatkan legowo sehingga sisanya bisa ditanami padi atau kedelai.
“Kalau tumpangsari ini jalan, maka kledi kita naik dengan cepat dan padi areanya tidak diambil oleh jagung,” ungkapnya
Pada masa percobaan tahun ini akan diterapkan sekitar 25 ribu hektare. Kemudian akan ditingkatkan menjadi 1 juta hektare di tahun depan.
Untuk realisasi tersebut Ia meminta bantuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) agar perbanyakan benih berjalan lancar.
“Misalnya bekerjasama dengan BISI, dan tersebar di seluruh Indonesia. Supaya sebarannya merata dan hemat ongkos kirim,” harap Gatot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News