kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan: Kapal angkut ternak bisa optimalkan ketersediaan pasokan sapi


Kamis, 22 Maret 2018 / 20:11 WIB
Kemtan: Kapal angkut ternak bisa optimalkan ketersediaan pasokan sapi
ILUSTRASI. Peternakan sapi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian menilai adanya kapal angkut ternak bisa mengoptimalkan ketersediaan pasokan sapi. Pasalnya, kapal ternak ini dapat melancarkan distribusi angkutan ternak lokal dengan menerapkan kaidah animal welfare.

Ahmad Wiroi, Kepala Seksi Informasi Pemasaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen PKH, Kemtan mengatakan, sebelumnya pengiriman ternak biasanya menggunakan kapal kayu atau kargo tanpa ada asuransi atau perhatian terhadap kesehatan hewan. Akibatnya, penyusutan bobot hewan ternak sangat banyak.

"Dengan kapal ternak, walau penyusutan bobotnya masih ada, namun bisa diminimalisir," ujar Ahmad, kepada Kontan.co.id, Rabu (21/3).

Tahun ini, operator kapal lelang pun akan dibuka untuk swasta. Ahmad berharap, dengan dibukanya kesempatan bagi swasta untuk turut bergabung, maka pelayanan dapat menjadi lebih prima dan ada perbandingan biaya operasional.

Menurut Ahmad, adanya penyediaan kapal angkut ternak ini sudah cukup baik, namin perlu ada perbaikan dari sisi hulu untuk meningkatkan populasi dan performa sapi. Menurutnya, Ditjen PKH sudah melakukan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) untuk meningkatkan populasi agar ternak yang dijual memenuhi kebutuhan yang baik.

Tak hanya itu, di masing-masing daerah pusat ternak, pemerintah memiliki kebijakan pengeluaran masing-masing daerah dengan bobot tertentu. Menurutnya, ini harus dipatuhi oleh semua pihak.

Ahmad mencontohkan, bila Bali menetapkan kebijakan bobot 350 kg sebagai bobot siap potong, saat dikeluarkan atau saat ditransaksikan maka harus sesuai dengan bobot tersebut sehingga tidak terjai pengurangan populasi yang drastis.

"Karena kebijakan pengeluaran tersebut juga bertujuan untuk menjaga populasi di wilayah tersebut," ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×