kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan kembangkan ayam kampung unggulan


Selasa, 12 April 2016 / 17:06 WIB
Kemtan kembangkan ayam kampung unggulan


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kemtan) mengembangkan ayam kampung unggulan guna memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Balitbangtan Dr Bess Tiesnamurti MSc di Jakarta, Selasa menyatakan, ternak unggas yang diberi nama Ayam Kampung Unggulan Balitbang (KUB) tersebut merupakan hasil penelitian para "breeder" selama hampir sembilan tahun.

"Ayam KUB mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan ayam kampung pada umumnya, sehingga pengembangan di masyarakat dapat merupakan salah satu solusi pemenuhan gizi masyarakat yang relatif murah dan mudah didapatkan," ucapnya.

Menurut peneliti Puslitbang Peternakan, Endang Romzali sejumlah keunggulan ayam KUB yakni produksi telur mencapai 40-45 persen, lebih tinggi dibandingkan ayam kampung biasa yang hanya 20 persen pada pemeliharaan semiintensif, dan 30 persen pada pemeliharaan intensif.

Puncak produksi telur mencapai 84 persen pada umur ayam 31 minggu, bobot telur pertama bertelur seberat 35-36 gram dan akan terus bertambah mencapai 45 gram pada akhir bulan kedua berproduksi.

Produktivitas telur, tambahnya, lebih tinggi yakni 160-180 butir per tahun per ekor, dengan umur bertelur pertama lebih awal yakni 20-22 minggu serta bobot badan dapat mencapai 1.200-1.600 gram per ekor.

"Dengan kelebihan-kelebihan tersebut maka pengembangan ayam KUB diharapkan meningkatkan kontribusi pasokan maupun tingkat konsumsi ayam lokal," tuturnya.

Pada 2015, lanjutnya, ayam lokal memberikan kontribusi sebesar 16 persen atau 314 ribu ton terhadap total pasokan daging nasional, sedangkan tertinggi masih disumbang ayam ras yakni 1,72 juta ton.

Oleh karena itu, menurut Endang Romzali, pada 2016 kontribusi ayam lokal terhadap produksi daging nasional diharapkan meningkat menjadi 25 persen atau dibutuhkan sebanyak 258,02 juta ekor.

Dengan pengembangan ayam KUB, tambahnya, diharapkan ketergantungan terhadap bibit impor menurun sehingga tak perlu mendatangkan dari luar.

Terkait harga jual daging ayam KUB, menurut dia, mencapai Rp55.000/kg, lebih tinggi dari ayam ras yang berdasarkan pengamatan di pasar pada April 2016 sebesar Rp34.000/kg.

Sebagai upaya percepatan perbanyakan ayam KUB, sejak 2011 Balitbangtan melakukan kemitraan lisensi dengan PT. Ayam Kampung Indonesia (AKI) guna mengembangkan ayam KUB-1.

Sementara itu mulai 2012-2016 Balitbangtan telah mendistribusikan sebanyak 1,5 juta ekor ayam KUB ke sejumlah kabupaten di 28 provinsi di Tanah Air.

Direktur PT. AKI R. Soedarmady menyatakan, ayam KUB-1 memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai usaha peternakan rakyat.

Hingga saat ini, pihaknya telah mendistribusikan bibit ayam KUB-1 ke 26 provinsi di Tanah Air dari sebelumnya hanya 10 provinsi.

Menyinggung harga jual bibit ayam KUB-1, menurut dia, untuk jenis "pullet" (usia 16 minggu) sebesar Rp90.000/ekor sedangkan DOC atau anak ayam usia sehari Rp6.000-Rp6.200/ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×