kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan menargetkan tak impor beras di 2017


Senin, 14 November 2016 / 23:20 WIB
Kemtan menargetkan tak impor beras di 2017


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan tidak akan impor beras tahun depan dalam rangka menuju swasembada pangan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menambah luas tambah tanam padi rata-rata satu juta ha per bulan.

Penambahan luas lahan tambah tanam itu dilakukan pada musim paceklik yakni bulan Juli, Agustus, September dan Oktober. Dalam 15 tahun terakhir, rata-rata luas lahan tanam pada bulan paceklik 500.000-600.000 ha. Akibatnya, Indonesia selalu impor beras pada musim paceklik.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, dengan menargetkan luas tanam rata-rata satu juta per bulan, maka produksi padi bisa melampauhi kebutuhan akan beras per bulan. "Ini merupakan salah satu strategi kami agar tahun depan kita tidak lagi impor beras," ujar Amran, Senin (14/11).

Berdasarkan data Kemtan pada bulan Juli 2016 ini, luas lahan tanam sudah mulai meningkat. Pada Juli 2016 luas tanam padi 917.157 ha, atau lebih luas dari periode sama 2015 seluas 644.091 ha. Pada Agustus 2016 seluas 918.130 ha atau lebih luas dari periode sama 2015 seluas 566.782 ha.

Pada September2016 seluas 1,19 juta ha dibandingkan periode sama tahun 2015 seluas 799.195 dan Oktober 2016 seluas 958.775 atau lebih luas dari periode sama 2015 seluas 485.320 ha. "Luas tanam bulan Oktober sedikit lebih rendah dari luas tanam bulan September karena di situ terjadi peralihan musim dari musim kering ke musim hujan," imbuh Mentan.

Sementara itu, Amran menargetkan luas tanam pada bulan November 2016 sebesar 2 juta ha dan Desember 2016 seluas 3 juta ha pada tahun ini. Sebagai perbandingan, realisasi luas tanam pada periode sama tahun lalu masing-masing 1,03 juta ha dan 2,57 juta ha.

Menurut hitungan Amran bila luas tanam saja mencapai rata-rata 900.000 ha per bulan maka potensi produksinya sebesar 5,4 juta ton gabah bila rata-rata produksi 6 ton per ha. Kemudian bila diubah menjadi beras maka mencapai 2,7 juta ton. Bila dibandingkan rata-rata kebutuhan beras per bulan 2,6 juta ton, maka ada surplus sekitar 1 juta ton per bulan.

"Prediksi kami potensi gagal panen seperti hama dan banjir sekitar 1%," klaim Mentan percaya diri.

Amran mengatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target produksi gabah 79 juta ton pada tahun ini. Apalagi curah hujan tetap tinggi sepanjang tahun turut membantu upaya pemerintah untuk menambah luas tanam padi.

Ia bilang, strategi ini akan diberlakukan juga bagi tanaman pertanian lainnya seperti bawang, cabai, dan kedelai. Namun pemberlakukannya akan diberlakukan secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×