kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Swasembada pangan masih jauh panggang dari api


Rabu, 02 November 2016 / 11:31 WIB
Swasembada pangan masih jauh panggang dari api


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah masih perlu kerja keras dalam mencapai swasembada pangan. Pasalnya, produksi tiga komoditas tanaman pangan utama, yakni padi, jagung, dan kedelai masih belum memenuhi harapan pemerintah.

Meskipun produksi padi dan jagung mencatat tren kenaikan tahun ini, tapi jumlahnya diprediksi belum sesuai target pemerintah. Sedangkan produksi kedelai diprediksi bakal meleset jauh dari target yang ditetapkan pada awal tahun ini. 

Padi

Kementerian Pertanian (Kemtan) memprediksi produksi padi hingga akhir tahun  ini mencapai 79,14 juta ton gabah kering giling (GKG). Hasil Sembiring, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan mengatakan  produksi ini naik sebesar 3,74 juta ton dibandingkan produksi tahun 2015 lalu. 

Realisasi produksi dari Januari-Agustus 2016 sebesar 59.019.380 ton GKG dan perkiraan produksi padi dari September-Desember 2016 sebesar 20.121.972 ton GKG. 

Peningkatan produksi pada tahun ini lebih banyak didominasi tambahan luas panen. Tahun ini tambahan luas panen sebesar 919.908 ha atau naik 6,51% dari tahun lalu. "Kenaikan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 1,22 juta ton dn di luar Jawa sebesar 2,52 juta ton," ujarnya, Selasa (1/11).

Jika mengacu pada target yang ditetapkan Kemtan, prediksi produksi padi ini melampaui target 78 juta ton, namun jika asumsinya mengacu pada target sebelumnya yang sebesar 80,29 juta ton, produksi padi tahun ini diperkirakan masih meleset dari target.

Jagung

Kemtan tahun ini memperkirakan produksi jagung mencapai 23,16 juta ton pipilan kering pada tutup tahun ini. Produktivitas itu mengalami kenaikan sebesar 3,55 juta ton atau 18,11% dibandingkan tahun 2015. 

Kenaikan ini terjadi di Jawa sebesar 1,08 juta ton dan di luar Jawa sebesar 2,48 juta ton. Sejauh ini, realisasi produksi jagung Januari-Agustus sebesar 17,445.185 ton dan diperkirakan produksi September-Desember sebesar 5.718.730 ton. Hasil mengklaim saat ini petani berminat menanam jagung karena harganya tinggi baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Kedelai

Jika padi dan jagung hanya meleset sedikit dari target, maka kedelai justru bernasib lebih buruk. Alih-alih mencapai target produksi sebesar 1,2 juta ton, produksi tahun ini justru lebih rendah dari realisasi produksi tahun lalu yang mencapai 963.000 ton, Kemtan memprediksi produksi kedelai hingga akhir tahun hanya 885.580 ton.

Hasil mengatakan, penurunan produksi kedelai terjadi di Pulau Jawa sebesar 75,270 ton. Sementara penurunan di luar Pulau Jawa sebesar 2.340 ton. Realisasi produksi kedelai Januari-Agustus sebesar 554.577 ton, sedangkan September-Desember sebesar 330.998 ton. 

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan produksi kedelai lokal memang masih kecil. Gakoptindo memperkirakan produksi kedelai tahun ini paling banter mencapai 500.000 ton. Hal itu terasa saat anggota Gapkoptindo kesulitan mencari kedelai lokal untuk kebutuhan pembuatan tahu dan tempe. Soalnya, banyak petani yang beralih ke tanaman padi dan jagung. 

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, Kemtan harus benar-benar memiliki data valid atas realisasi dan prediksi produksi tanaman pangan tahun ini. Pasalnya, dari data yang disampaikan ke publik selama ini yang diklaim terjadi surplus produksi beras dan jagung, fakta di lapangan, harga beras tidak kunjung turun dan malah harga jagung naik. Alhasil, data ini tak bisa dipertanggungjawabkan.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×