kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan optimis produksi padi terjaga saat kemarau


Rabu, 29 Agustus 2018 / 20:59 WIB
Kemtan optimis produksi padi terjaga saat kemarau
ILUSTRASI. SAWAH TERDAMPAK KEKERINGAN


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) optimistis produksi padi di semester dua tahun 2018 masih akan maksimal. Kemarau yang terjadi saat ini memang dapat berdampak terhadap ancaman kekeringan pada pertanaman padi yang masih belum panen, bahkan berpotensi menyebabkan puso (gagal panen). 

Namun lahan yang terkena dampak kekeringan menurut data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, kecil jika dibandingkan dengan luas tanam padi yang ada.

“Jika dibandingkan dengan luas tanam tahun 2018 periode Januari-Agustus seluas 10.079.475 hektar, dampaknya masih kecil, yaitu 1,34% atau 135.226 hektar. Itu sudah termasuk yang terkena puso atau gagal panen yang hanya 0,26% atau 26.438 hektar dari total luas tanam," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kemtan, Sumarjo Gatot Irianto dalam siaran persnya, Rabu (29/8)

Angka Ramalan (ARAM) produktivitas padi dari realisasi tanam sepanjang Januari hingga Agustus 2018 seluas 10.079.475 hektar, adalah 51,92 kw/ha. Maka perkiraan produksi padi adalah sebanyak 49.471.434,37 ton. 

Artinya, potensi kehilangan hasil (gabah) dengan luas terkena dampak kemarau 135.226 ha, dan di dalamnya termasuk puso 26.438 ha hanya sebesar 0,63% dari perkiraan produksi atau sebesar 314.932,43 ton.

Dari angka di atas, bisa disimpulkan jika 49.471.434,37 Ton (ARAM produksi Januari - Agustus 2018) dikurangi potensi kehilangan hasil gabah Januari - Agustus 2018 sebesar 314.932,43 ton, maka masih ada produksi sebesar 49.156.501.94 ton.

Jika dibandingkan dengan perkiraan konsumsi beras nasional sebesar 33,47 juta ton, ada selisih 13 juta ton lebih. “Angka ini masih aman dan lebih tinggi dibandingkan realisasi pada Januari - Agustus 2017 sebesar 46.816.003,91 ton. 

Dipastikan pangan tersedia asal penimbun ditangkap. Merekalah yang mengguncang suplay pangan sehingga menimbulkan panic buying dan over heating terhadap harga beras nasional,” jelas Gatot.

Optimisme produksi beras 2018 juga mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat tren produksi padi nasional dalam 10 tahun terakhir terus bergerak naik. 

Pada 2010-2017, berturut-turut data produksi padi nasional tercatat 66,47 juta ton GKG, 65,75 juta ton GKG, 69,05 juta ton GKG, 71,28 juta ton GKG, 70,84 juta ton GKG, 75,39 juta ton GKG, 79,36 juta ton GKG, dan 81,38 juta ton GKG.

Dengan mengacu angka konversi gabah ke beras yang digunakan Kementan sebesar 58,13%, maka produksi beras nasional pada 2011 - 2017 masing-masing 38,22 juta ton pada 2011, pada 2012 sebanyak 40,14 juta ton.

Selanjutnya, pada 2013 sebanyak 41,43 juta ton, tahun 2014 sebanyak 41,18 juta ton, dan 2015 mencapai 43,82 juta ton. Sementara, tahun 2016 dan 2017 masing-masing sebanyak 46,13 juta ton dan 47,30 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×