Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski sudah mulai merealisasikan impornya, namun hingga saat ini belum semua importir gula kristal putih (GKP) yang mendapatkan kuota impor GKP merealisasikan impornya. Beberapa kali lelang impor GKP gagal mendapatkan hasil. Penujukan langsung untuk impor pun masih sulit dilakukan. Masih tingginya harga gula internasional menjadi salah satu alasan bagi importir untuk mendapatkan gula impor.
Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) Adig Suwandi mengakui hingga saat ini belum semua importir gula merealisasikan impornya. Untuk PTPN XI misalnya, setelah dua kali gagal melakukan tender, hingga saat ini juga belum melakukan penunjukan langsung. Pasalnya, "Harga impor masih mahal. Kalau harga masih diatas US$ 700 per ton, dipastikan importir akan rugi," ujar Adig kepada KONTAN Sabtu (19/2).
Ia menambahkan, kerugian importir ini terjadi karena jika harga beli gula internasional masih lebih tinggi ketimbang harga jual di dalam negeri. Asal tahu saja, saat ini harga pokok gula di tingkat pedagangan ada di kisaran Rp 9.000 per kg.
Catatan saja, pada Oktober tahun 2010 lalu pemerintah mengeluarkan izin impor GKP sebanyak 450.000 ton. Rinciannya PTPN IX 70.000 ton, PTPN X 90.000 ton, PTPN XI 90.000 ton, RNI 50.000 ton, PT PPI 90.000 ton, Bulog 60.000 ton. Izin impor ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga 15 April 2011 nanti. Ini dilakukan untuk menambal kebutuhan gula di dalam negeri, karena akibat curah hujan yang tinggi, produksi gula nasional tahun 2010 lalu melorot tajam.
Sebenarnya, Adig bilang stok gula di dalam negeri mencukupi untuk menutup kebutuhan gula hingga musim giling nanti. Asal tahu saja, per 31 Januari 2011 stok gula masih sebesar 700.000 ton. Sementara itu mulai April nanti sudah ada 5 pabrik gula di Lampung yang mulai giling. "Artinya,tidak impor pun tidak ada masalah. Kalaupun impor hanya digunakan sebagai buffer stock," jelas Adig.
Dengan demikian, hingga saat ini dari enam importir yang mendapatkan izin impor gula dari Kementerian Perdagangan hanya PT PPI dan Bulog yang sudah mulai merealisasikan impornya. PT PPI hingga akhir Februari ini akan memasukkan gula impor sebanyak 30.000 ton, sedangkan Bulog per Februari ini juga sudah mulai memasukkan gula impor sebanyak 20.000 ton.
Sementara itu, harga gula internasional ke depan diperkirakan akan terus terkoreksi. Ini terjadi karena produksi gula Thailand, produsen gula terbesar kedua di dunia tahun ini diperkirakan kana mengalami peningkatan karena cuaca yang mendukung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News