kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Kenaikan Harga Baja Bisa Ungkit Biaya Produksi Mobil


Selasa, 22 Maret 2022 / 17:59 WIB
Kenaikan Harga Baja Bisa Ungkit Biaya Produksi Mobil
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik perakitan mobil. 


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga baja canai panas alias hot rolled coil (HRC) mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu. Di bursa London Metal Exchange (LME),  harga HRC NW Europe sudah menyentuh US$ 1.624,5 per ton pada penutupan perdagangan Senin (21/3).

Angka tersebut naik 68,69% jika dibandingkan posisi  HRC NW Europe pada penutupan perdagangan 31 Desember 2021 yang sebesar US$ 963 per ton.

Kenaikan juga dijumpai pada harga HRC FOB China, hanya saja kenaikannya lebih landai. Pada penutupan perdagangan Senin (21/3), harga HRC FOB China tercatat sebesar US$ 865 per ton, naik 14,64% dibandingkan posisi harga HRC FOB China pada penutupan perdagangan 31 Desember 2021 yang sebesar US$ 754, per ton.

Baca Juga: Melihat Dampak Perang Rusia di Ukraina Terhadap Kinerja Ekspor Indonesia

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto berpandangan, kenaikan harga HRC bisa saja mendorong kenaikan biaya produksi pabrikan mobil, jika naiknya signifikan. “Kalo naiknya signifikan, tentu bisa berpengaruh pada harga produksi kendaraan, walaupun saat ini mobil sudah banyak memakai aluminium juga,” ujar Jongkie kepada Kontan.co.id (22/3).

Produk HRC sejatinya merupakan bahan baku terbesar dari industri pengolahan flat product seperti untuk konstruksi, pipa las spiral dan kapal. Meski begitu, HRC juga digunakan untuk beragam industri lainnya, termasuk salah satunya komponen dan rangka otomotif. 

Kenaikan harga baja dialami oleh PT Honda Prospect Motor (HPM).  Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy mengatakan, kenaikan harga baja cenderung terus mengalami kenaikan dan mengungkit biaya produksi.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×