Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Bisi International Tbk (BISI) buka suara terkait efek tren kenaikan harga pupuk secara global terhadap kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.
Agus Saputra Wijaya, Presiden Direktur BISI International mengaku, tingginya harga pupuk memang cukup memberatkan para petani. Apalagi, harga pestisida juga ikut mengalami kenaikan harga bahan bakunya yang sempat melonjak dalam 1,5 tahun terakhir.
Kendati begitu, BISI tidak serta merta meneruskan seluruh kenaikan harga bahan baku tersebut ke harga jual produk pestisida, mengingat beban para petani sudah cukup berat. Maka dari itu, BISI berupaya terus mengedukasi petani tentang pemakaian pestisida agar pengeluaran biaya petani dapat lebih efisien.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Incar Pertumbuhan Kinerja Dobel Digit pada Tahun Depan
“Edukasi perlu dilakukan mengingat ada kecenderungan petani Indonesia agak berlebihan dalam menggunakan pestisida,” kata Agus, Senin (19/12).
Dalam hal ini, BISI berusaha memberi pemahaman bahwa pemakaian produk pestisida buatan perusahaan mesti dilakukan sesuai dengan dosis anjuran. Dengan begitu, hama penyakit tidak cepat resisten terhadap pestisida tersebut, di samping petani juga memperoleh manfaat berupa efisiensi dari segi biaya pengeluaran.
Di luar itu, BISI bakal terus mengembangkan produk pestisida dan agrokimia. Misalnya, perusahaan ini bakal merilis beberapa paket baru untuk produk agrokimia yang dapat diaplikasikan secara lengkap oleh para petani bawang merah. “Hal ini untuk mengantisipasi serangan ulat dan serangga lainnya,” tandas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News