kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan minyak dunia membuat tarif logistik bakal terkerek 10% tahun ini


Senin, 31 Januari 2011 / 20:12 WIB
Kenaikan minyak dunia membuat tarif logistik bakal terkerek 10% tahun ini


Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA- Kenaikan harga minyak dunia, pembatasan BBM bersubsidi dan kenaikan pajak juga bakal membuat beban logistik pelaku usaha bertambah. "Beban logistik bakal terus meningkat, sekarang sudah mencapai 10-15 persen dari total produksi industri," ungkap Sofjan Wanandi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Senin (1/2).

Menurut Sofjan beban logistik ini karena minimnya infrastruktur dan banyaknya pungutan liar, terlebih, tren kenaikan harga minyak dunia. "Beban logistik kita diperkirakan paling besar dibanding negara lainnya dan itu tiap tahun terus meningkat," kata Sofjan.

PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) misalnya, pada April 2011 akan menaikkan seluruh tarif logistiknya. Menurut Direktur Utama JNE, Johari Zein ia akan menaikkan tarif jasanya sebesar 10%. Kenaikan ini disebabkan karena inflasi dan harga minyak. "Karena beban operasional yang terus melambung," katanya.

Menurut Johari kebijakan tersebut membuat JNE lebih cermat mengatur strategi bisnis. JNE sudah membuat divisi khusus yang memantau perkembangan kebijakan publik ke depan. Johari berujar perusahaannya mulai mengalami pembengkakan di biaya operasional kendaraan."Karena itu penambahan armada masih kami perhitungkan dengan matang," katanya.

Selain menaikkan harga, JNE mengajukan permohonan perubahan plat hitam menjadi plat kuning kepada Kementerian Perhubungan.
Saat ini JNE punya 100 unit mobil dan 300 unit sepeda motor yang beroperasi setiap hari."Namun tidak semuanya berpelat kuning, ada kendaraan plat hitam yang selama ini kami gunakan sebagai feeder antar titik di daerah, kami ajukan agar beban operasional tidak bertambah parah," katanya.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Jasa Express Indonesia (Asperindo) Syariffudin, pembatasan BBM bersubsidi tahun ini akan banyak mempengaruhi bisnis kurir, khususnya perusahaan besar dengan mayoritas menggunakan armada operasional. “Kebijakan pembatasan ini sudah buat kami ketar-ketir,” katanya

Di Jabodetabek menurut Asperindo, saat ini terdapat sekitar 30.000 unit sepeda motor milik pengusaha kurir. Rata-rata dalam satu hari, setiap motor tersebut mampu mengantar 70 paket. Sehingga, ada sekitar 2,1 juta paket kiriman setiap harinya dengan nilai sekitar Rp 17,75 miliar hingga Rp 19,95 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×