Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkap proses blending atau proses pencampuran beberapa jenis minyak bumi diperbolehkan dalam proses pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pria yang akrab disapa Djoksis itu menerangkan bahwa tujuan dari blending adalah untuk memperbaiki mutu BBM sehingga menghasilkan kualitas BBM yang diinginkan.
"Bisa (blending), kan di kilang itu untuk memproduksi minyak agar meningkatkan Research Octane Number (RON)-nya, misal ke (RON) 98 yang lebih tinggi," kata dia.
Baca Juga: Pertamina Bantah Oplos Pertamax dan Pertalite dalam Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
Untuk diketahui RON atau Research Octane Number adalah angka yang menunjukkan kualitas BBM. Lebih detail, semakin tinggi angka RON, maka semakin tinggi juga ketahanan bahan bakar terhadap knocking atau ledakan prematur di ruang bakar mesin.
Djoksis juga menjelaskan, untuk proses blending diperlukan campuran dengan beberapa zat kimia adiktif bensin, seperti Nafta yang merupakan produk sampingan dari penyulingan minyak mentah.
"Ada banyak bahan kimia aditif seperti Nafta dan lain sebagai, sehingga RON-nya bisa meningkat," kata dia.
Baca Juga: RON Tidak Berubah, Pertamina Beberkan Alasan Penambahan Zat Aditif ke Pertamax
Di Indonesia, khususnya melalui perusahaan minyak plat merah atau Pertamina, saat ini terdapat 4 produk BBM dengan nilai RON berbeda yaitu BBM Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Green (RON 95), dan Pertamax Turbo (RON 98). Adapun, untuk BBM subsidi atau Pertalite adalah BBM dengan RON paling rendah yaitu RON 90.
Djoksis menambahkan, impor BBM di Indonesia yang kemudian digunakan oleh masyarakat adalah RON 92 atau Pertamax yang tidak disubsidi oleh pemerintah.
"Biasanya (BBM) impor itu di masyarakat RON 92, kalau mau tingkatkan jadi RON 95 atau 98 ya ditambah aditif yang bisa meningkatkan RON itu," jelasnya.
Adapun terkait kualitas BBM baik yang subsidi maupun non subsidi yang tersebar di masyarakat, Djoksis menegaskan kualitas yang beredar sudah sesuai antara spesifikasi dan harga.
"Kualitas sudah sesuai semua, yang (RON) 90 dan 92. Spek-nya sudah sesuai," tutupnya.
Tonton: Pertamina Bantah Pertalite Dioplos Jadi Pertamax
Selanjutnya: Ajang Lestari Award 2025 Dibuka, Inspirasi Keberlanjutan Pelaku Usaha Merambah Asia
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Menjauh dari Rekor Puncak, Investor Profit Taking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News