kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keren, Soetta masuk top 10 bandara low-cost terbaik mengungguli bandara beken Eropa


Senin, 30 September 2019 / 15:43 WIB
Keren, Soetta masuk top 10 bandara low-cost terbaik mengungguli bandara beken Eropa
ILUSTRASI. TERMINAL 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. OAG Megahub Index 2019 telah merilis Top 50 bandara Internasional paling terkoneksi di dunia dan 25 bandara domestik di Amerika Serikat (AS). Tak ketinggalan, OAG pun merilis Top 10 bandara low-cost dunia.

Dalam kategori bandara low-cost tersebut, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Indonesia berhasil meraih peringkat ke-8 dunia. Bahkan, Soetta berhasil mengungguli nama-nama beken bandara di Eropa. U

ntuk diketahui, 7 dari 10 bandara low-cost top dunia itu berasal dari Asia. Selain Indonesia, ada Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, dan India. Tiga peringkat lain diisi oleh Amerika Serikat (AS) Meksiko, serta Spanyol.

Direktur PT Angkasa Pura II (AP II) M Awaluddin mengatakan berada di jajaran Top 10 kategori low-cost dapat semakin menaikan posisi bandara Indonesia.

Baca Juga: Walau terdampak gempa, operasional penerbangan di bandara Ambon dan Manado masih aman

“OAG Megahub Index sangat prestisius. posisi bandara Indonesia naik. Ini menggambarkan bandara di Indonesia sangat ramah bagi seluruh maskapai, termasuk maskapai asing,” tutur pria yang biasa disapa Awal, Sabtu (28/9).

Awal menjelaskan, Bandara Soetta memiliki indeks konektivitas 78. Terpaut 3 poin dari Thailand yang berada tepat di atasnya. Dengan nilai tersebut, bandara yang didominasi maskapai Garuda Indonesia ini memiliki nilai share of flight at hub sekitar 26%.

Nilai tersebut, papar Awal, diperoleh karena Bandara Soetta memiliki infrastruktur baik. Selain itu, rute Indonesia memiliki potensi besar dan menjanjikan dari segi bisnis.

Baca Juga: Penasaran mengapa bea cukai menahan barang-barang jastip? Ini alasannya

“Pergerakan wisatawan dari dan menuju Indonesia, kompetitif. Maskapai memiliki banyak opsi terkait destinasi,” ujarnya. Selain Bali, kata Awal, ada destinasi prioritas yang terus dikembangkan. Daerah lain juga memiliki keragaman alam dan budayanya yang khas.

“Silahkan gunakan Indonesia sebagai rute baru. Ada banyak destinasi menarik dan eksotis di Indonesia,” kata Awal, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (30/9).

Selain kategori low-cost, Indonesia juga masuk Top 50 International. Bandara Soetta berada di strip 16 dengan indeks konektivitas 191. Peringkat 20 juga dihuni 3 negara Asean lainnya, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Baca Juga: Kabar gembira bagi turis asing, belanja di atas Rp 5 juta bebas PPN

Sama seperti low-cost, slot maskapai dominan diperlihatkan Garuda Indonesia dengan share of flight hub sebesar 26%. “Indonesia bisa bersaing dengan bandara lainnya di dunia. Upgrade terhadap bandara terus dilakukan. Bandara Soetta berkembang dengan pesat. Fasilitas pendukungnya luar biasa. Siapapun telah dibuat semakin nyaman di sana,” terang Awal.

Catatan positif

Berhasil meraih posisi elit dalam OAG Megahub Index 2019 tentu menjadi catatan positif bagi bandara Indonesia. Sebab, indeks itu menjadi tolok ukur bagi bandara di banyak negara. Pasalnya, indeks tersebut juga mengukur efektivitas hub internasional terkemuka di dunia.

Dalam hal ini, OAG Megahub menjadi sumber informasi bagi wisatawan terkait data konektivitas guna memudahkan mobilitas. “Mereka juga mendapatkan kejelasan beragam informasi. Dari situ, perjalanan menjadi semakin nyaman,” katanya.

Baca Juga: Wings Air tutup tujuh rute karena merugi

Tak hanya itu, Awal mengatakan, OAG Megahub Index menyajikan data dengan akurasi tinggi lewat beragam pengukuran. Contohnya, kalkulasi pergerakan seluruh inbound dan outbound selama 6 jam yang datanya diambil dari 200 bandara internasional terbesar di dunia.

Adapun koneksi internasionalnya tunggal menurut bandara yang dipilih. Maksimum circuity-nya sekitar 150, tapi minimum connection time bervariasi menurut bandara masing-masing. Maksimum koneksinya 6 jam.

“Untuk mendapat poin besar, maka diperlukan kualitas lebih. Bandara Soetta akan terus meng-upgrade berbagai fasilitas pendukung. Dengan begitu, wisatawan akan semakin nyaman dan percaya bahwa Indonesia destinasi terbaik dunia,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan ucapan selamat untuk PT AP II sebagai pengelola Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya, kehadiran Low Cost Carrier Terminal ( LCCT) sangat penting bagi Indonesia.

“Sektor pariwisata Indonesia sedang berkembang pesat. Oleh karena itu, dibutuhkan aksesibilitas yang besar. Karena kemajuan sebuah destinasi juga ditentukan akses,” paparnya.

Baca Juga: Jastip kian marak, Bea Cukai lakukan strategi ini untuk cegah penyelewengan

Untuk itu, imbuhnya, agar bisa memaksimalkan akses udara, mau tidak mau Indonesia membutuhkan terminal berbiaya murah atau LCCT. Menurut Arief, LCCT akan bersahabat dengan maskapai berbiaya murah tersebut karena tidak akan memberatkan secara operasional.

“Dampaknya, wisatawan yang mereka bawa akan semakin bertambah. Strategi ini sudah banyak diterapkan negara lain. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada AP II yang selalu mendukung pariwisata. Termasuk menghadirkan LCCT,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ungguli Bandara Beken di Eropa, Soetta Masuk Top 10 Bandara Low-cost Terbaik"
Penulis : Anissa Dea Widiarini
Editor : Mikhael Gewati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×