Reporter: Monika Novena | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Walaupun pemerintah berencana mengubah sistem angkutan barang dari angkutan darat di jalan raya ke angkutan kereta api, pengusaha angkutan darat optimistis jasa angkutan darat akan tetap dibutuhkan. Angkutan jalan raya dengan menggunakan truk lebih praktis dan efektif ketimbang angkutan kereta api.
Eka Sari Lorena Surbakti, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda), menuturkan, angkutan darat akan tetap menjadi primadona karena dapat mengantar barang ke titik tujuan secara langsung. "Kami tidak kawatir, karena angkutan darat (non kereta) masih mendominasi 90% sistem angkutan," katanya, Minggu (18/12).
Ia menuturkan, keunggulan tersebut juga dibuktikan dengan jumlah armada angkutan darat yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini, kenaikan armada angkutan barang darat mencapai 6 % dibandingkan tahun 2010 lalu. Eka menyatakan, jumlah armada truk angkutan darat saat ini telah mencapai 6 juta buah dan akan terus naik.
Hanya saja untuk bersaing, armada angkutan darat harus terus berbenah, di antaranya melakukan revitalisasi armada. Menurut Eka, persoalan revitalisasi armada sangat penting karena saat ini sebanyak 65% armada telah berusia di atas 10 tahun. "Ini menyebabkan ongkos operasional tinggi karena boros BBM namun produktivitas rendah," ungkapnya.
Masalah kedua adalah pengusaha kesulitan untuk memperoleh pendanaan dari lembaga leasing untuk pengadaan truk-truk baru karena bunga tinggi. Padahal tidak semua perusahaan mampu membeli armadanya secara tunai. "Sebagai contoh untuk bunga kendaran mencapai 15% hingga 20%," ungkapnya.
Mochammad Bimo, Customer service and logistic Director PT Tirta Investama produsen air minum dalam kemasan (AMDK) Danone AQUA masih memperhitungkan seberapa besar beban biaya angkutan darat dibandingkan kereta api. "Kalau kereta api harus keluar biaya lagi dari stasiun ke tempat yang dituju," ungkapnya.
Pemerintah memang secara bertahap tengah merubah sistem angkutan barang. Misalnya dengan pelarangan truk masuk dalam kota untuk mencegah kemacetan, menambah frekuensi kereta api hingga pembangunan rel ganda di sejumlah tujuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News