Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III, melakukan ekspor teh perdana di tahun ini ke Seattle, Amerika Serikat (AS). Tak main-main, ekspor 176 ton teh ini dilakukan untuk Starbucks Corporation.
Direktur Pemasaran PTPN III Dwi Sutoro mengatakan, aksi korporasi ini merupakan wujud nyata perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategi jangka panjangnya melalui kemitraan strategis dan ekspansi produk hilir.
PTPN III memang memiliki keunggulan dari luas areal teh sebesar 30.228 hektare (ha). Dari luas tersebut, produksi teh kering PTPN III mencapai 54.721 ton di tahun 2020.
Asal tahu saja, Starbucks Corporation merupakan perusahaan minuman asal AS yang berkantor pusat di Seattle, dan memiliki jaringan bisnis terbesar di dunia. Hingga saat ini, Starbucks memiliki sekitar 20.336 gerai di 61 negara serta punya brand image yang sangat kuat.
“Kemitraan strategis antara PTPN Group dan Starbucks dalam melakukan ekspor perdana 2021 produk Teh ke Seattle, merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat pada tahun 2020 yang lalu, ekspor teh mengalami penurunan yang tajam akibat pandemi Covid-19," kata Dwi dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (21/04)
Ia menjelaskan, beberapa destinasi ekspor perusahaan ada di kawasan Asia, Eropa dan Amerika sempat memberlakukan lockdown yang mengakibatkan terhentinya serapan penjualan teh dari PTPN Group.
Baca Juga: PTPN III, holding kebun BUMN teken kesepakatan restrukturisasi utang Rp 41 triliun
Namun berkat upaya kerja keras PTPN III, berhasil mendapatkan kembali kontrak komoditi teh dengan Starbucks, yang diawali dengan volume kontrak sebanyak 176 ton. Nilai kontrak ini sebesar US$ 322.000 atau setara Rp 4,5 miliar. Sekedar mengingatkan, PTPN III pernah menjalin kerjasama dengan Starbucks pada tahun 2018 silam, namun terhenti di tahun lalu karena pandemi.
PTPN III pun menghitung, potensi ekspor teh ke Starbucks di tahun 2021 mencapai 500.000 ton.
Sebelum di ekspor ke AS, teh dari PTPN Group setelah melalui beberapa uji tea tasting dan uji mikrobiologi yang dilakukan di Lab Eurofins, Jerman, pada pertengahan April 2021 lalu, telah dinyatakan berhasil memenuhi uji standar mutu tersebut sehingga dapat melakukan ekspor ke Starbucks.
Dwi menambahkan, dengan dibukanya aturan lockdown di beberapa negara pada tahun 2021 ini, maka pergerakan ekspor mulai bangkit kembali dan menjadi peluang bagi PTPN Group untuk melakukan ekspor. Namun, pandemi masih berlangsung membuat freight cost melonjak hingga 3 kali sampai 4 kali lipat dari harga normal.
"Kerjasama dengan Starbucks menjadi trigger bagi perusahaan untuk meraih kembali peluang ekspor Teh yang lebih luas dari PTPN Group melalui pundi US Dollar yang diterima melalui ekspor," katanya.
Holding Perkebunan Nusantara ini optimistis ekspor komoditas teh kembali menunjukkan peningkatan yang pesat, terlebih karena perusahaan berhasil juga mendapatkan kontrak ekspor ke negara lain nya seperti Malaysia, Jepang, Pakistan, Jerman, Rusia dan Inggris karena telah mampu memenuhi spesifikasi mutu dan persyaratan yang diminta oleh para buyer di luar negeri.
Selanjutnya: Pendapatan Astra International (ASII) susut 4% jadi Rp 51,7 triliun di kuartal I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News