Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengumumkan bahwa maskapai penerbangan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari maskapai milik pemerintah tersebut.
Dalam keterangan yang diperoleh Kompas.com, Kamis (7/11/2019), Direktur Perawatan dan Servis Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menyatakan hal itu terjadi karena kesepakatan antara Garuda Indonesia dan pemegang saham Sriwijaya Air kembali menemui jalan buntu.
Baca Juga: Bos Lion Air: Ditemukan juga keretakan di dua pesawat Boeing 737 NG milik kami
"Karena kondisi dan hal tertentu yang membuat kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, dengan ini kami sampaikan bahwa pemilik Sriwijaya kembali menarik diri," tulis Iwan.
Dalam keterangan tersebut juga dikatakan bahwa hubungan antara Garuda dan Sriwijaya Air akan dikaji ulang secara business to business.
Kompas.com mencoba mengonfirmasi VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan. Namun hingga berita ini diturunkan, Ikhsan belum juga memberikan jawabannya.
Sementara itu dari situs penerbangan Flightradar24.com, pagi ini hanya ada satu unit pesawat Sriwijaya Air yang terbang, yakni SJY 585 rute Makassar-Jakarta dengan nomor seri pesawat PK-CRE.
Baca Juga: GMF AeroAsia (GMFI) perbesar porsi pendapatan dari perawatan dan perbaikan mesin
Pesawat Sriwijaya Air lainnya tidak tertangkap dalam pantauan situs penerbangan tersebut.
Putus-Sambung
Hubungan antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air mengalami putus-sambung. Sebelumnya, hubungan dua maskapai tersebut memburuk karena pemegang saham Sriwijaya Air merombak jajaran direksi maskapainya.
Direksi yang diganti itu adalah mereka yang berasal dari Garuda Indonesia sebagai bagian dari kerja sama operasi (KSO) dengan Sriwijaya Air.
Baca Juga: Mendag AS bertemu Jokowi, pemerintah optimistis pembahasan GSP rampung Desember
Dampaknya, Garuda Indonesia melalui GMF menarik dukungan layanan perawatan pesawat milik Sriwijaya Air sehingga 18 pesawat maskapai ini tidak boleh terbang.
Rujuk CItilink selaku anak usaha Garuda juga mengajukan gugatan kepada Sriwijaya Air karena terhentinya KSO. Namun pada awal Oktober Garuda Indonesia Group rujuk dengan Sriwijaya Air Group.
Direktur Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, ada beberapa alasan yang mendasari pihaknya ingin melanjutkan kerja sama manajemen dengan Sriwijaya Air. Alasan pertama, kata Juliandra, masalah keselamatan.
Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia
Dia menginginkan dengan terjalinnya kerja sama ini lagi armada Sriwijaya Air bisa kembali mengudara di langit Indonesia .Namun hari ini, hubungan bisnis dua maskapai kembali menemui jalan buntu. (Bambang Priyo Jatmiko)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hubungan Garuda Indonesia-Sriwijaya Air Kembali Memburuk?",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News