kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GMF AeroAsia (GMFI) perbesar porsi pendapatan dari perawatan dan perbaikan mesin


Kamis, 24 Oktober 2019 / 21:50 WIB
GMF AeroAsia (GMFI) perbesar porsi pendapatan dari perawatan dan perbaikan mesin
ILUSTRASI. Aktivitas PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini terdapat empat portofolio bisnis PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) yakni dari line maintenance atau perawatan minor di Bandara, dan tiga sisanya perawatan perbaikan berat di hanggar yakni rangka pesawat, mesin, dan komponen lainnya.

Adapun fokus bisnis GMFI adalah maintenance, repair, dan overhaul (MRO).

Direktur Utama GMFI Tazar Marta Kurniawan menjelaskan, dari empat tersebut lini bisnis yang masih memiliki ruang besar untuk tumbuh adalah perawatan mesin. "Karena untuk airframe atau rangka pesawat sudah dipenuhi.

Baca Juga: GMF AeroAsia (GMFI) dorong peningkatan pendapatan dari maskapai asing

Sementara engine dan komponen masih banyak maskapai MRO ke luar negeri," katanya saat dikunjungi Kontan.co.id di kantornya pada Kamis (24/10).

Sejak dua tahun lalu, GMFI berfokus meningkatkan kapabilitas untuk perawatan dan perbaikan mesin. Hasilnya, saat ini GMFI memiliki kapasitas sebanyak 50 slot untuk perbaikan mesin.

Kata Tazar, jumlah itu masih minim dibanding potensi yang ada. Menurutnya, setiap tahun di Indonesia terdapat 150 unit pesawat yang membutuhkan perbaikan mesin. "Tahun depan kita ingin tingkatkan jadi 70 dan di 2021 jadi 120," terangnya.

Baca Juga: Dua pesawat Sriwijaya Air retak, operasional tidak ganggu

Kendati margin keuntungan dari perawatan mesin lebih tipis dibanding perawatan rangka pesawat, namun secara jumlah pendapatan perawatan mesin lebih besar sehingga kontribusi bagi pendapatan sangat besar. "Engine mahal, satu perawatan bisa US$ 6 juta," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×