kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kertas Basuki Rachmat masih catatkan kerugian di kuartal I-2018


Sabtu, 12 Mei 2018 / 12:31 WIB
Kertas Basuki Rachmat masih catatkan kerugian di kuartal I-2018
ILUSTRASI. PT Kertas Basuki Rachmat Tbk


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengemasan kertas, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk hingga kuartal I 2018 masih mencatatkan kerugian.  Kerugian perusahaan ini mencapai Rp 37 miliar atau lebih tinggi 131,25% dibandingkan dengan kerugian periode yang sama tahun 2017.

Henry Priyantoro, Direktur Utama PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, mengakui  pihaknya mengalami kerugian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk itu emiten berkode saham KBRI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berharap, mendapatkan modal kerja untuk menggenjot produksi pabrik di Banyuwangi  Jawa Timur, yakni menjadi 11.000 ton per tahun, dibandingkan sebelumnya hanya 3.000 ton per tahun.

Saat ini, kapasitas terpasang mesin pabrik mencapai 15.000 ton per bulan. "Secara market dan operasional kami sangat siap, tinggal modal kerjanya saja," ucapnya, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jumat (11/5). Dalam RUPS tersebut Henry mendapat mandat menjadi Direktur Utama KBRI, menggantikan Sonie Budi Wijaya.

Henry yang sebelumnya menjabat direktur di KBRI itu menyebutkan, untuk mencapai break event point, perseroan ini membutuhkan dana sebesar US$ 10 juta. Selama ini beberapa investor telah menemuinya untuk melakukan negosiasi.  

Terkait upaya mengatasi kerugian, ia mengaku sudah menyiapkan strategi. "Dua elemen terbesar kami adalah bahan baku dan biaya energi," ucap Henry.
Menurut Henry, perseroan ini tengah menggarap suatu formula bahan baku yang paling efisien, tapi tetap berkualitas.

Rencananya, daya listrik mesin KBRI juga akan ditekan untuk mengurangi beban perusahaan ini. "Awalnya setting mesin pabrik KBRI untuk produksi kertas putih dan itu listriknya besar sekali," terang Henry. Saat ini daya listrik terpasang di pabriknya mencapai 27 MVA.

KBRI sedang menurunkan daya listrik hingga 18 MVA. Henry berharap dengan melakukan efisiensi pada dua elemen tersebut dapat menekan besar rugi bersih  pada tahun 2018 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×