Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tak seluruh industri meraup berkah sepanjang Ramadan. Seperti industri bubur kertas dan kertas yang diproduksi oleh PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Selama Ramadan atau jelang Lebaran, manajemen tak mencatat adanya kenaikan penjualan.
Suhendra Wiriadinata, Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk bilang, momentum Ramadan dan Lebaran tak terpengaruh ke bisnis kertas mereka. Namun, secara umum Suhendra bilang, bisnis kertas saat ini tertekan kondisi ekonomi global.
"Kondisi perekonomian global dan lokal masih mengalami stagnasi," kata Suhendra kepada KONTAN, Selasa (28/6).
Stagnasi ekonomi tersebut membuat kinerja sektor industri pengguna kertas turun, terutama di pasar ekspor.
Dampak ekonomi yang lesu itu terlihat dari melemahnya penjualan Indah Kiat yang terjadi sampai Maret 2016.
Pada periode tersebut, Indah Kiat hanya membukukan penjualan Rp 678,17 miliar, turun 3% ketimbang penjualan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 704,14 miliar.
Salah satu penyebab penurunan penjualan adalah, turunnya ekspor 5%. Pada kuartal I-2015, porsi ekspor mencapai 51% dan lokal 49%. Namun kuartal I-2016, porsi ekspor turun menjadi 46% dan lokal 54%.
"Ada penurunan ekspor ke Amerika Serikat," tambah Kurniawan Yuwono, Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Indah Kiat berharap, tahun depan kondisi bisnisnya bisa membaik dengan beroperasinya pabrik baru milik anak usaha PT Oki Pulp & Paper.
Saat ini, pembangunan pabrik Oki Pulp & Paper Mills tersebut sudah 90%-95%. Targetnya September mendatang pabrik sudah commissioning.
Pabrik di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan tersebut menghabiskan investasi US$ 3 miliar dan mendapatkan pendanaan US$ 1,8 miliar dari China Development Bank.
Nantinya, produksi pulp dari Oki Pulp & Paper Mills mencapai 2,5 ton per tahun dengan kapasitas terpasang 2,8 ton.
Rencana lain Indah Kiat untuk mengejar target penjualan adalah meningkatkan produk kertas kemasan untuk makanan.
"Sekarang produksi sedang kami genjot. Sebab kesadaran menggunakan kertas makanan masih rendah di Indonesia," tambah Suhendra.
Suhendra mengklaim saat ini kertas kemasan makanan yang diproduksi Indah Kiat sudah digunakan oleh JCO, Holland Bakery, dan Silver Queen.
Di samping itu ada juga kemasan makanan yang tak bermerek yang menyasar pedagang kaki lima.
Ke depan, Indah Kiat ingin menggaet perusahaan besar seperti Unilever. Namun, kapasitas produksi belum mampu menyanggupi permintaan. Sebab, kapasitas produksi pabrik khusus kertas makanan masih terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News