kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketika Commuterline Mogok Tanpa Penjelasan...


Selasa, 21 Januari 2014 / 09:19 WIB
Ketika Commuterline Mogok Tanpa Penjelasan...
ILUSTRASI. Film Pintu Terlarang, masuk dalam rekomendasi film Indonesia yang wajib tonton dalam sesi terbaru Netflix yang bertajuk Waktu Netflix Indonesia atau WNI.


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Commuterline menjadi transportasi andalan bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota satelit Jakarta. Terutama, bagi mereka yang mengutamakan efisiensi waktu dan tak mau buang energi bermacet-macet di jalan raya.

Tarif yang murah menjadikan commuterline kian menjadi primadona. Jadwalnya pun banyak pilihan. Tapi, jangan tanya bagaimana nasib penumpang jika kereta listrik ini mengalami gangguan: terkatung-katung tanpa kejelasan.

Beberapa waktu lalu, misalnya, penumpang jurusan Depok-Bogor terjebak sekitar 4 jam akibat kereta mogok di dekat Stasiun Universitas Indonesia. Yang selalu berulang setiap kali kereta mengalami gangguan adalah, tidak adanya penjelasan dari petugas.

Hal itu pula yang dialami para penumpang commuterline jurusan Bekasi-Jakarta Kota, Selasa (21/1) pagi. Kereta yang berangkat pukul 05.40 WIB dari Stasiun Bekasi tiba-tiba berhenti menjelang Stasiun Klender sekitar pukul 06.00 WIB. Pendingin udara dan kipas angin mati. Lampu juga menyusul kemudian, mati.

Sekitar 30 menit menunggu, tak ada penjelasan dari para petugas kereta api. Gerbong yang penuh penumpang terasa pengab dan panas. Di luar, hujan turun dengan deras. Para penumpang membuka pintu dan jendela. Belum ada juga penjelasan tentang kelanjutan perjalanan kereta.

"Alamat enggak jelas nih nasib kita," keluh seorang penumpang. Tak sabar menunggu tanpa kejelasan, sejumlah penumpang memutuskan turun dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum lain. Persis di sisi berhentinya kereta, kebetulan ada halte Transjakarta. Ke sanalah para penumpang menuju menembus hujan deras.

Dari luar kereta, Kompas.com melihat pantograf kereta di gerbong kedua dari belakang turun. Pantograf adalah alat yang mengalirkan listrik dari kabel yang membentang di atas rel ke gerbong kereta. Nina, seorang penumpang di gerbong itu, yang juga memilih turun bercerita, dari jendela ia melihat percikan cahaya di atas gerbongnya.

"Pantografnya korslet Biasanya begitu," kata Nina, saat menunggu di halte Transjakarta. Sekitar 30 menit menunggu, bus Transjakarta tak kunjung datang. Tiba-tiba, para penumpang berteriak, "Keretanya jalan."

Sontak puluhan penumpang di halte Transjakarta berlarian mengejar kereta. Commuterline berhenti sesaat di Stasiun Klender. Tak semua penumpang kembali terangkut. Sejumlah penumpang berteriak memaki. Commuterline terus meluncur tanpa peduli.

"Nasiiibbb, sudah enggak ada penjelasan ditinggal pula," keluh seorang penumpang. (Heru Margianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×