kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketum idEA beberkan tips bagi e-commerce bertahan menghadapi masa post pandemi corona


Selasa, 28 April 2020 / 21:16 WIB
Ketum idEA beberkan tips bagi e-commerce bertahan menghadapi masa post pandemi corona
ILUSTRASI. Ilustrasi belanja online. KONTAN/Baihaki/2017/12/05


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignasius Untung menyampaikan tidak semua perusahaan e-commerce atau perusahaan berbasis digital merasakan kenaikan transaksi penjualan di masa COVID-19.

Tanpa merinci lebih lanjut jenis perusahaannya, Ignasius mencatat pemain retail rata-rata merespon pandemi COVID-19 dengan kampanye yang berhubungan dengan kesadaran kesehatan hingga yang sifatnya empatik atau berdonasi.

Baca Juga: Shopee Indonesia siap bantu peritel modern berkolaborasi di platformnya

"Kampanye yang berelasi dengan kesehatan, atau awareness mengenai prosedur keamanan, kesehatan, dan solusi pelayanan banyak dilakukan oleh pemain ritel berbasis digital saat pandemi," ungkap Ignasius Untung dalam acara MarkPlus Industry Roundtable E-commerce and Application (Tech) Industry Perspective yang diselenggarakan secara digital, Selasa (28/4).

Tak hanya itu, pihaknya juga mencatat perusahaan berbasis digital kerap melemparkan penawaran berupa diskon dan bebas ongkir.

Menurut Ignasius, beberapa langkah tersebut tepat dilakukan agar sebuah perusahaan dapat menjadi bagian dari fase new normal dalam bisnis e-commerce setelah pandemi. Dia menjabarkan lebih lanjut, perusahaan harus memikirkan produk yang relevan dan habitual untuk selanjutnya dilempar ke pasar.

"Misalnya saja masker, di periode seperti ini banyak orang membutuhkannya, namun apakah produk tersebut habitual atau dibutuhkan pasca COVID-19? tidak," lanjutnya.

Baca Juga: Selama pandemi covid-19, Lazada catat kenaikan penjualan sayur-mayur

Selanjutnya, ia menyebutkan jika konsep empati perlu didahulukan daripada profit. Perusahaan bergantung pada masyarakat saat memasarkan produknya. Perusahaan harus berempati, apakah masyarakat menggunakan produk tertentu karena tidak ada pilihan atau tidak.

"Hal ini penting diperhatikan sebagai gambaran jangka panjang oleh perusahaan berbasis digital, karena biasanya mereka bekerja cenderung secara short term alias hanya berdiri dari series of fundraising," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×