CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Kibif targetkan daging sapi 700 ton per bulan


Minggu, 12 Februari 2012 / 20:51 WIB
Kibif targetkan daging sapi 700 ton per bulan
ILUSTRASI. Akan dibuka lagi, ini panduan lengkap daftar program Kartu Prakerja 2021. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj. *** Local Caption ***


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Meskipun impor sapi bakalan dikurangi pemerintah, semangat PT Bina Mentari Tunggal untuk tetap menggenjot produksi daging sapi tidak surut. Perusahaan yang terkenal dengan merek dagang KIBIF itu menargetkan produksi hingga mencapai 700 ton per bulan pada 2012.

Juan Permata Adoe, Presiden Direktur PT Bina Mentari Tunggal mengatakan, berkurangnya impor sapi bakalan menuntut perusahaan untuk bekerja lebih keras mencari pasokan sapi lokal. "Kami tengah mengupayakan kepada pemerintah agar dapat menambah kuota impor sapi bakalan," kata dia, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan, pihaknya mengapresiasi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lewat pembatasan impor daging sapi beku. Namun, Ketua Komite Tetap Agribisnis Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menyayangkan turut dibatasinya sapi impor bakalan.

Juan mengklaim, pada Januari 2012 ini pihaknya mampu merealisasikan penjualan daging sapi hingga 700 ton. Sayang, ia tidak mau menyebut pasokan sapi yang sedang dikelola perusahaannya. Menurut dia, perusahaannya beroperasi pada penggemukan sapi baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor.

Pada 2012 ini, pemerintah membatasi impor daging sapi beku dan bakalan dengan masing-masing kuota 34.000 ton dan 283.000 ekor. Namun, ia tak setuju jika pembatasan tersebut dikatakan telah memicu lonjakan harga jual sapi di pasar. "Kalau sekarang dibilang naik, ukurannya mana terus apa buktinya," ujar Juan.

Indonesia sangat mungkin kekurangan stok daging sapi mengingat belum jelasnya angka kebutuhan daging sapi. Jika saat itu harga melonjak, sejatinya pemerintah tidak kembali menambah kuota impor daging, melainkan menambah pasokan sapi bakalan atau siap potong. Dengan begitu, usaha mulai dari peternakan, feedlot (pengggemukan), rumah potong, sampai industri pengolahan akan tetap berjalan.

Juan bilang, pihaknya juga menyambut baik rencana pemerintah memberikan kesempatan bagi tiga perusahaan asal Australia untuk berinvestasi di Indonesia. Pasokan daging sapi nasional akan lebih selalu terjamin dibandingkan suplai daging melalui impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×