Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di situasi pandemi yang masih berlangsung, PT Astra International Tbk (ASII) akan tetap proaktif meninjau dan menjajaki peluang dan ekspansi sejumlah bisnis baru. Astra memang tidak memberikan proyeksi kinerja keuangan di tahun ini, namun demikian pihaknya tetap optimistis menatap masa depan perusahaan dengan tetap menjaga neraca yang kuat dan sehat.
"Pandemi mengajarkan kami agar selalu waspada, tetapi tetap optimistis menatap masa depan dengan fokus memastikan ketahanan organisasi, sehingga pada saat krisis, Astra adalah organisasi yang paling lama bertahan," ungkap Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8).
Boy menjelaskan, kinerja emiten dengan kode saham ASII pada semester I-2021 mengalami perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. ASII mencatatkan pendapatan bersih konsolidasian grup Astra sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laba bersih Astra tercatat mencapai Rp 8,8 triliun pada semester I-2021. Jumlah tersebut 22% lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun 2020, ketika ASII memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata.
Baca Juga: Saham-saham ini banyak diobral asing saat IHSG anjlok 2,06%
"Tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan ini, laba bersih grup meningkat 61%, terutama disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik," jelasnya.
Seperti yang diketahui, hingga semester I-2021, kontribusi pendapatan terbesar grup Astra datang dari lini bisnis otomotif yang mencatatkan perbaikan akibat sejumlah stimulus dari pemerintah. Boy mengungkapkan, insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang diberikan telah menggairahkan kembali penjualan otomotif yang sempat lesu akibat dampak pandemi tahun lalu.
"Insentif PPnBM sangat membantu penjualan ototmotif yang terdampak oleh pandemi dan menjadi stimulus yang mendorong kembali daya beli dan tingkat kepercayaan konsumen," sambungnya.
Baca Juga: IHSG melorot 2,06% ke 5.992 di perdagangan Kamis (19/8), asing borong BBCA, BUKA,TLKM
Dikutip dari data yang dirilis perusahaan, penjualan mobil ASII hingga Juli 2021 melesat. Buktinya, ASII berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 242.780 unit di semester I-2021. Jumlah ini melonjak 62,23% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 149.645 unit.
Penjualan ASII berdasarkan brand hingga Juli 2021 masih dipimpin oleh Toyota dengan total 144.516 unit. Lalu disusul Dihatsu (84.111 unit), Isuzu (13.900 unit), UD Trucks (135 unit), dan Peugeot menempati posisi terendah dengan penjualan sebanyak 118 unit.
"Pada semester I-2021, kontribusi terbesar adalah lini bisnis otomotif, disusul lini bisnis agribisnis, karena penjualan mobil mengalami perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan di lini bisnis agribisnis karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi," papar Boy.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham-saham big cap yang harganya mulai naik lagi
Meskipun kondisi bisnis telah membaik hingga semester pertama 2021, Boy bilang kinerja ASII akan tetap menantang hingga akhir tahun nanti. Hal itu lantaran kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen yang masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Namun demikian seperti yang telah disampaikan di atas, ASII akan tetap terbuka mencari peluang yang layak untuk mengembangkan bisnis yang ada, memanfaatkan ekosistem Astra, serta membuat lini bisnis baru.
"Untuk bisnis yang sudah ada, kami akan perkuat dan melanjutkan upaya-upaya bagi keunggulan operasional, pengelolaan modal kerja, dan cost leadership untuk terus meningkatkan daya saing dan penetrasi produk dan layanan," jelas Boy.
Selain itu, ASII juga disebut Boy secara rutin selalu meninjau strategi dan membuat keputusan bisnis dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik para pemangku kepentingan perseroan.
Selanjutnya: Ini 10 saham net sell terbesar asing saat IHSG menguat pada Rabu (18/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News