kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Kinerja Industri Tekstil Masih Lesu, Begini Strategi South Pacific Viscose (SPV)


Kamis, 21 September 2023 / 23:16 WIB
Kinerja Industri Tekstil Masih Lesu, Begini Strategi South Pacific Viscose (SPV)
ILUSTRASI. Fasilitas produksi Lenzing Group di Purwakarta, Jawa Barat.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PURWAKARTA. PT South Pacific Viscose (SPV) menyebutkan bahwa kinerja perseroan masih tertatih akibat lesunya pasar tekstil. Presiden Direktur SPV Sri Aditia menuturkan bila dibandingkan dengan tahun lalu kinerja saat ini masih lebih baik.

"Pasar tekstil sedang menyusut dan tahun lalu pada setengah tahun terakhir sangat buruk sebab semua retailer memiliki stok yang tinggi dan setengah tahun hampir tidak ada demand," paparnya saat ditemui di Purwakarta, Kamis (21/9).

Ia melanjutkan, saat ini kondisi jauh lebih baik walau secara keseluruhan pasar tekstil masih lemah. Namun pihaknya tidak mengungkapkan detailnya.

Sri Aditia menuturkan, melihat hal tersebut pihaknya lantas menyempurnakan visi Lenzing Group untuk memasuki pasar tekstil ramah lingkungan sebagai strategi bertahan melalui produk Ecovero.

Baca Juga: Kembangkan Serat Ramah Lingkungan Ecovero, Lenzing Group Kucurkan Dana Rp2 triliun

Ia mengatakan, saat ini langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktifitas sembari melakukan banyak perbaikan biaya dan ongkos produksi.

Senada, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapkan hingga kini pasar tekstil domestik belum pulih.

"Pasar tekstil secara global juga dalam kondisi tidak baik. Pangsa pasar terbesar, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih bergelut dengan inflasi," jelas Jemmy.

Kondisi inflasi yang semakin tinggi, hampir mencapai 4% di AS, menurut Jemmy berimbas pula pada daya beli masyarakat yang menurun. Jemmy menuturkan penurunan kinerja industri tekstil ini telah dirasakan mulai kuartal III 2022 lalu dan hingga kini belum ada tanda-tanda pemulihan.

Ia juga mengatakan, kinerja industri tekstil domestik hingga kini masih menurun seiring dengan belum pulihnya pasar global. Namun demikian, Gross Domestic Product (GDP) Indonesia masih cukup baik sehingga hal ini perlu dijaga agar tidak turun. Di sisi lain, pemain tekstil lokal juga perlu bersiasat sebab banyak pesaing produsen tekstil lainnya membidik pasar Indonesia.

"Pasar Indonesia diincar oleh pemain tekstil lain sebab kita punya populasi yang padat ke-4 di dunia," imbuhnya.

Baca Juga: Siapkan Produk Ramah Lingkungan, South Pacific Viscose Gelontorkan US$ 148 Juta

Jemmy lebih lanjut mengatakan, masuknya Ecovero melalui SPV yang merupakan anak usaha Lenzing Group asal Austria, merupakan langkah apik untuk masuk ke pasar lebih luas. Produk Ecovero menegaskan pada proses produksi ramah lingkungan dimana hal tersebut merupakan standar untuk masuk pasar Eropa.

"Produk Ecovero masuk di market niche yang harganga lebih tinggi. Tapi produk ini adalah awal langkah baik karena arahnya sustainability. Untuk masuk ke pasar Eropa, produk rayonnya harus mencantumkan label ramah lingkungan," ujar dia.

Selanjutnya: 16 Perusahaan Kelapa Sawit Gugat Menteri Perdagangan ke PTUN Jakarta, Soal Apa?

Menarik Dibaca: 5 Fakta Kim So Hyun, Pemeran Mok Sol Hee di Serial My Lovely Liar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×