Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
“Dari Januari sampai Juni 2020 ekspor kita turun 5 persen dibanding Januari-Juni 2019,” kata Ketua APHI Indroyono Soesilo, Rabu (15/7).
Indroyono menyebutkan, produksi kayu hutan alam turun juga mengalani penurunan pada semester 1 2020 hingga 3,9 % dibanding periode yang sama tahun lalu. Ia mengatakan, pihaknya berupaya agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sembari meningkatkan ekspor.
“Ada ketegangan global antara Amerika dan Tiongkok mudah-mudahan ini menjadi peluang,” ucap dia.
Baca Juga: Ini rincian 726 proyek yang dibiayai dari sukuk di tahun 2020
Indroyono mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan ekspor ke depannya. Diantaranya, berupaya agar pasar ekspor dapat merata tidak hanya terpaku pada kawasan Asia saja. Indroyono menyebutkan, saat ini pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan duta besar terkait potensi ekspor kehutanan yang dapat dipasok oleh pengusaha Indonesia.
Tidak hanya itu, pihaknya melakukan penguatan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), penguatan market intelligence produk kayu olahan unggulan, dan melakukan pertemuan bisnis dengan berbagai stakeholder.
“Tahun ini kami target (ekspor) US$ 12 miliar ” ujar dia.
Sebagai informasi, nilai ekspor kehutanan pada 2019 lalu mencapai US$ 11,62 miliar. Dari jumlah itu, 69,35% merupakan hasil ekspor kehutanan ke Asia, 13,61% ekspor ke Amerika Utara, 9,41% ekspor ke Uni Eropa, 3,55% ke Afrika, dan 3,34% ke Oceania.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News