Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I-2019, perusahaan plat Timah, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (Latinusa) mencatatkan laba bersih tahun berjalan hingga US$ 2,41 juta. Padahal, pada tahun sebelumnya perusahaan tinplate itu mencatatkan rugi tahun berjalan hingga US$ 150 juta.
"Terutama sih kurs. Kurs mempengaruhi," ungkap Direktur Utama PT Pelat Timah Nusantara Tbk Ardhiman Trikaryawan Akanda ketika ditemui usai RUPSLB, Selasa (1/9).
Direktur Keuangan PT Pelat Timah Nusantara Tbk Jetrinaldi mengungkapkan hal yang sama. Ia melihat, gejolak kurs sepanjang tahun 2019 tidak sebesar tahun 2018. Oleh karenanya, bisnis usaha Latinusa yang sensitif terhadap nilai kurs bisa mencatatkan kinerja yang positif.
Baca Juga: Gelar RUPS,Pelat Timah Nusantara (NIKL) rombak jajaran direksi
Berdasarkan data Kontan.co.id, di semester I-2019, Latinusa membukukan laba selisih kurs neto US$ 1.291. Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi selisih kurs neto US$ 2,29 juta.
Melihat kondisi perusahaan yang positif sejauh ini, Jetrinaldi optimistis Latinusa akan mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Asal tahu saja, di akhir 2018, perusahaan dengan kode emiten NIKL itu membukukan penjualan sebesar US$ 163,13 juta. Sementara rugi tahun berjalan mencapai US$ 1,53 juta juta.
Demi mendorong kinerjanya, perusahaan menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 3,6 juta. Rencananya dana tersebut akan dimanfaatkan untuk memaksimalkan produksi perusahaan.
Baca Juga: Pasca Merugi Pada Tahun Lalu, Latinusa (NIKL) Genjot Efisiensi dan Utilitas
Adapun sejauh ini kapasitas produksi perusahaan mencapai kurang lebih 160.000 ton per tahun, dengan utilitas pabrik mencapai 90%. "Kita lebih banyak menjaga dan meningkatkan dari sisi kualitasnya," ungkap Jetrinaldi lagi.
Ke depannya, perusahaan akan memperkuat pasar lokal dengan menarik lebih banyak pelanggan yang tadinya mengandalkan produk impor. Sejauh ini, Latinusa mendominasi pasar dalam negeri kurang lebih 60% dari pasar total pasar.
Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, PT United Can menyerap dan PT Indonesia Multi Colour Printing menyerap penjualan Latinusa paling besar, masing-masing sebesar 18% dan 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News