kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja PGAS tergerus harga minyak


Jumat, 06 Maret 2015 / 15:06 WIB
Kinerja PGAS tergerus harga minyak
ILUSTRASI. Doona


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) tahun 2014 tidak begitu menggembirakan. Sepanjang tahun lalu, laba bersih emiten pelat merah ini turun 10,15% menjadi US$ 722,75 juta. Sementara pada tahun 2013, laba bersih PGAS tercatat US$ 804,45 juta. Laba per saham PGAS tercatat stagnan di level US$ 0,03 per saham.

Anjloknya laba bersih PGAS bukan karena pendapatan yang merosot. Pendapatan PGAS pada tahun 2014 masih tumbuh 13,5% year on year (yoy) menjadi US$ 3,4 miliar. Direktur Utama PGAS Hendi Prio Santoso mengatakan, kondisi ekonomi global mempengaruhi laba bersih perseroan.

Peguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) ke mata uang Yen yang lebih rendah dibandingkan dengan penguatan tahun sebelumnya, membuat penurunan keuntungan selisih kurs. Tahun 2013, pos keuntungan selisih kurs tercatat US$ 154,08 juta. Sementara pada tahun 2014, nilai ini turun menjadi US$ 49,63 juta.

Bukan cuma itu, harga pasar minyak dunia juga mempengaruhi laba bersih PGAS, khususnya entitas anak perseroan, PT Saka Energi Indonesia (SEI). "Hal ini berdampak pada penurunan nilai aset minyak dan gas (non kas) sebesar US$ 34,66 juta," ujar Hendi dalam keterangan resmi, Jumat (6/3).

Di sisi lain, ada peningkatan yang lumayan signifikan dari sisi beban. Misalnya saja, beban pokok pendapatan yang naik 22,7% yoy menjadi US$ 1,94 miliar. Hal ini karena adaya peningkatan beban pengoperasian minyak dan gas, adanya harga beli Liquid Natural Gas (LNG) dan beban pengoperasian  Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) sejak November tahun lalu. Selan itu, ada kenaikan harga beli gas dari pemasok sejak 1 April 2013.

Beban distribusi dan transmisi PGAS juga naik dari US$ 292,5 juta menjadi US$ 301 juta. Sementara beban keuangan juga melejit dari US$ 21,86 juta menjadi US$ 75,57 juta. Sejumlah beban ini membuat laba sebelum pajak PGAS menyusut dari US$ 1 miliar menjadi US$ 978,7 juta.

Hendi bilang, pendapatan PGAS masih bisa naik karnea ada kenaikan volume penjualan dari usaha distribusi sebesar 5% dbanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari 824 juta kaki kubik (mmscfd) menjadi 865 mmscfd. Selain itu, terdapat peningkatan pendapatan dari produksi minak dan gas melalui anak usahanya, Saka Energi.

Sementara itu, volume dari usaha transmisi mengalami penurunan. PGAS dan anak usahanya, PT Transportasi Gas Indonesia hanya mengalirkan gas sebesar 852 mmscfd pada tahun lalu, turun tipis dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 854 mmscfd.

Saat ini, harga saham PGAS bergerak naik 0,95% ke level R 5.325 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×