Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan kinerja ritel pada kuartal kedua tahun ini akan turun jika dibandingkan dengan kuartal pertama.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ada beberapa penyebab penurunan ini akan terjadi. Yang pertama adalah normal terjadi penurunan belanja setelah peningkatan belanja yang didukung oleh masa Lebaran.
“Pasti akan turun karena setelah Lebaran, setelah Lebaran di setiap tahunnya masyarakat mengencangkan ikat pinggang, menahan belanja. Karena apa? Persiapan buat mereka memasuki bulan Juni-Juli kalau yang punya anak, fokus buat biaya sekolah,” ungkap Roy.
Untuk diketahui, pertumbuhan ritel pada kuartal I-2024 mencapai 5%-7% YoY. Pertumbuhan ini di antaranya adalah sumbangan dari adanya pemilu. Konsumsi pemerintah naik 6,25% sepanjang masa pemilu 2024.
"Pertumbuhan konsumsi di kuartal II akan turun, maka otomatis kinerja ritel juga akan turun di menjadi 4%-5%, jadi lebih tipis marginnya,” tambah dia.
Baca Juga: Aprindo Sarankan Pemerintah Segera Punya Cadangan Pangan Pemerintah
Alasan kedua penurunan pertumbuhan ritel adalah karena adanya fluktuasi bunga perbankan atau kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 6,25%. Dia mengatakan hal ini akan ikut mengerek pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan karena bunga kredit yang meningkat.
“Karena naiknya bunga harus bayar lebih tinggi kan angsurannya, nah daripada kehilangan rumah, kehilangan mobil, kehilangan motor, mendingan konsumsinya yang dikurangi,” kata Roy.
Meski begitu, Roy optimistis bahwa konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 masih akan tumbuh di kisaran 3,8%-4% YoY seiring berlalunya puncak konsumsi masyarakat. Ditambah dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang akan tetap moderate selama inflasi masih terkendali.
“Terlihat dari capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal I-2024 mencapai 4,91% YoY atau tertinggi paca-pandemi Covid-19,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News