Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
Selain dua faktor yang telah dipaparkan sebelumnya, kinerja SAMF di tahun lalu juga terkendala akibat masalah suplai bahan baku ke pabrik. Pandemi yang terjadi secara global, membuat negara-negara penghasil bahan baku pupuk mengalami hambatan dalam melakukan distribusi barang.
Menurut Yahya, kondisi tersebut masih terjadi hingga saat ini sehingga SAMF harus melakukan beberapa langkah antisipatif untuk menghadapi permasalahan suplai bahan baku yang terjadi.
"Namun kita sudah melakukan antisipasi terhadap gangguan-gangguan ini, yaitu dengan kita melakukan closing kontrak jangka panjang dan jangka menengah kepada suplier bahan baku. Sehingga ini bisa mengurangi risiko terhadap penurunan operasional dari pabrik-pabrik kami akibat keterlambatan bahan baku," jelas Yahya.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah (SAMF) usulkan pembagian dividen dalam RUPST pekan depan
Meskipun kondisi pandemi masih berlangsung, SAMF optimistis dapat menorehkan kinerja yang lebih positif di tahun ini. Hal itu terlihat dari rencana SAMF yang akan melakukan peningkatan kapasitas produksi pada unit pabrik Mojokerto II.
"Di tahun ini kami juga akan menambah lagi kapasitas produksi, yaitu dengan penambahan satu line produksi di Mojokerto. Hal ini kami lakukan mengingat bahwa permintaan terhadap pupuk NPK ini terus berkembang," beber Yahya.
Adapun, hingga ini SAMF telah memiliki kapasitas produksi sebanyak 600.000 ton per tahun. Jumlah tersebut meningkat 160.000 ton setelah perseroan melakukan IPO pada Maret tahun lalu.
Guna memuluskan rencana bisnisnya di tahun ini, SAMF pun menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 75 miliar - Rp 80 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi dari 600.000 ton menjadi 700.000 ton pada unit pabrik Mojokerto II.
Selanjutnya: Harga saham Saraswanti Anugerah (SAMF) melonjak 145% sepekan, ini rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News