Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah membangun sektor pangan nasional harus didukung penguatan peran para pelaku usaha pangan, di mana salah satunya BUMN Holding Pangan ID FOOD yang dibentuk pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan, inklusivitas, dan mewujudkan Perusahaan pangan berkelas dunia.
Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan, jelang tahun kedua pasca pembentukan, ID FOOD telah mengerjakan sejumlah program strategis untuk perbaikan kinerja internal dan penguatan ekosistem pangan nasional.
“Menjelang dua tahun kiprahnya, ID FOOD telah melakukan perbaikan di antaranya dari sisi keuangan, pendapatan perseroan terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2021 ID FOOD tercatat menorehkan pendapatan Rp 15,3 triliun dan meningkat menjadi Rp 15,7 triliun di tahun 2022,” ujar Frans dalam siaran persnya, Rabu (11/10).
Baca Juga: Impor Jagung Pakan Rencananya Bakal Didatangkan dari Tiga Negara Ini
Ia menambahkan, aset perusahaan juga terus mengalami peningkatan signifikan dari Rp 27,9 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 28,6 triliun di tahun 2022.
Dari sisi EBITDA atau earning before interest tax perusahaan juga mengalami tren positif, di mana dari tahun 2021 ke tahun 2022 mengalami peningkatan 51,8 persen dan diproyeksikan terus meningkat pada tahun 2023.
“Pada tahun 2021 ID FOOD mencatat EBITDA Rp 247 miliar, tumbuh di tahun 2022 menjadi Rp 375 miliar dan ditargetkan menyentuh Rp 655 miliar di tahun 2023 ini. Kita optimistis terus mengalami pertumbuhan, hal ini seiring gerakan transformasi EBITDA yang sedang digencarkan ID FOOD Group,” tuturnya.
Frans mengatakan, perbaikan kinerja keuangan ini tentunya mengarah kepada capaian positif laba di tahun 2023.
“Pada tahun ini kami optimis bisa meraih laba. Ini artinya Pertama kali Holding BUMN Pangan mencatatkan laba sejak dibentuk. Kami harap ini menjadi momentum yang baik untuk penguatan sektor pangan ke depan,” ungkapnya.
Baca Juga: Atasi Fluktuasi Harga, Pemerintah Bakal Mengimpor 500.000 Ton Jagung Pakan
Ia menambahkan, catatan pencapaian dan proyeksi tersebut merupakan bagian dari target kinerja yang telah dicanangkan dalam road map Holding BUMN Pangan.
Pada periode awal atau di tahun 2022-2023 ini pihaknya mengaku fokus melakukan perbaikan mendasar atau Fix The Fundamental.
“Fix the Fundamental Holding BUMN Pangan meliputi transformasi keuangan jangka panjang, seperti restru utang dan transformasi EBITDA, streamlining anak usaha, serta optimalisasi aset. Itu penting, karena apabila pilar kinerja keuangan ini kokoh maka akan menentukan berbagai aksi korporasi dan pengembangan Holding BUMN Pangan ke depan,” paparnya.
Proses perbaikan lainnya yang terus dilakukan, tambahnya, terkait aspek pengadaan, terutama optimalisasi supply chain serta prodction excellence dalam rangka mendorong proses produksi berjalan efisien, sehingga dapat menurunkan Harga Pokok Produksi (HPP).
“Revitalisasi dan perbaikan alat produksi menjadi faktor kunci yang ID FOOD terus dorong, sehingga kita punya HPP yang kompetitif. Untuk menjadi Perusahaan berkelas dunia produk pangan kita harus punya daya saing yang bagus,” ucapnya.
Baca Juga: Bos ID FOOD Beberkan Tantangan Penuhi Kebutuhan Garam Industri dan Gula Konsumsi
Frans mengatakan, langkah perbaikan dan penguatan Holding BUMN Pangan ini sejalan dengan arahan Presiden RI yang memerintahkan penguatan BUMN pangan sebagai off taker atau penjamin pembelian hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Dengan Holding BUMN Pangan yang semakin sehat, maka dukungan terhadap ketahanan pangan akan semakin kuat,” ujarnya.
Pembentukan Holding BUMN Pangan terlaksana pada 7 Januari 2022 melalui inbreng atau pemindahan saham pemerintah dari calon anggota holding yang terdiri dari PT Sang Hyang Seri, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Berdikari, PT Perikanan Indonesia, dan PT Garam ke induk holding, yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD.
Saat ini ID FOOD memiliki 8 lini bisnis yang dijalankan oleh 16 anak Perusahaan. Kedelapan lini bisnis tersebut meliputi gula, peternakan, garam, perikanan, tanaman pangan, perdagangan dan logistik, retail dan non food, dan supporting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News