kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kini mobil murah tak lagi cuma mimpi


Kamis, 27 September 2012 / 15:44 WIB
ILUSTRASI. Intip saham-saham yang banyak dikoleksi asing kemarin


Reporter: Sofyan Nur Hidayat, J. Ani Kristanti | Editor: Imanuel Alexander

Mobil murah tak lagi menjadi angan-angan. Produsen otomotif tanah air, PT Astra Daihatsu Motor telah mewujudkannya
dengan memproduksi Ayla dan Agya. Dengan kandungan lokal hingga 84%, harga dipatok kurang dari Rp 100 juta.

Perhelatan akbar Indonesia International Motor Show (IIMS) ke-20 telah dimulai. Seperti tahun-tahun sebelumnya, animo pengunjung untuk melihat mobil baru ataupun perkembangan teknologi baru pada industri otomotif sangatlah besar.

Namun, ada dua stan yang cukup menyita perhatian para pengunjung pameran. Mereka mengerumuni mobil-mobil mungil bernama Astra Ayla dan Astra Agya yang merupakan hasil kolaborasi dua produsen besar tanah air, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan PT Toyota Astra Motor (TAM).

Dua mobil ini merupakan bagian dari program low cost green car (LCGC) yang dikembangkan oleh Grup Astra untuk mendukung program pemerintah. Dalam program tersebut, selain produk yang ramah lingkungan, pemerintah juga ingin menghadirkan mobil murah yang bisa menyerap kandungan bahan baku lokal hingga 84%.

Layaknya duo Avanza dan Xenia yang juga merupakan produk kolaborasi ADM dan TAM delapan tahun silam, Ayla dan Agya pun memiliki banyak kemiripan. Mobil yang diproduksi di pabrik baru ADM ini memiliki bentuk, dimensi, dan spesifi kasi yang hampir sama.

Untuk memenuhi ketentuan sebagai mobil ramah lingkungan yang irit bahan bakar, ADM memasang mesin tiga silinder berkapasitas 1.000 cc. Mobil kompak ini mampu mengangkut lima orang penumpang dengan konsumsi bahan bakar mencapai 20 kilometer untuk setiap liter.

Menurut Sudirman M.R., Presiden Direktur ADM, Daihatsu sudah mengembangkan produk LCGC ini sejak tiga tahun lalu. “Kami ingin mobil ini menjadi kebanggaan, karena desainnya juga berasal dari Indonesia,” tuturnya. ADM akan memproduksi Ayla dan Agya di pabrik barunya yang berlokasi di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur. “Pabrik ini akan siap produksi pada bulan Oktober nanti dengan kapasitas 120.000 unit per tahun,” jelas Sudirman.

Pada tahap awal, pabrik baru memproduksi 5.000 unit per bulan, bulan kedua 1.000 unit/ bulan, dan setelah 6 bulan bisa 10.000 unit/bulan. Produksi mobil akan efi sien kalau diproduksi minimal 6.000 unit per tahun. Menunggu aturan Hanya saja, karena masih menunggu kebijakan pemerintah soal pajak LCGC, banderol harga yang dipasang untuk Ayla dan Agya belum jelas. Yang pasti, harga jual kedua produk ini di bawah atau berada pada kisaran Rp 100 jutaan.

Direktur Pemasaran ADM Amelia Candra menjelaskan, prediksi harga Ayla yang terbagi menjadi tiga varian, yakni D, M, dan X, berkisar antara Rp 75 juta hingga Rp 105 juta. “Tapi harga ini belum fixed, kalau pemerintah sudah siap, kami umumkan harga yang pasti,” jelas Amelia. Namun, meski belum jelas, Ayla sudah menuai pesanan hingga 23 unit pada hari pertama dipamerkan.

Sejatinya, bukan cuma Daihatsu dan Toyota yang berminat pada program LCGC. Perusahaan agen tunggal pemegang merek (ATPM) lain pun memiliki minat yang tinggi untuk ikut bermain di pasar ini.

Salah satu ATPM yang juga menunjukkan keseriusannya adalah Nissan. Teddy Irawan, Wakil Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, bilang, Nissan berniat ikut meramaikan pasar mobil murah ini. Hanya saja, sedikit tertinggal dengan kompetitor lantaran Nissan baru meluncurkan mobil LCGC pada 2014. “Paling tidak, kami akan mempunyai teori atau studi dan bisa mengorfimasi kesesuaian teori itu terlebih dulu,” dalih Teddy.

Teddy membisikkan, Nissan akan mengusung merek Datsun dalam kiprahnya pada program LCGC. “Ini sudah ada dalam rencana,” tambahnya. Sebagai persiapan untuk memproduksi mobil murah itu, Nissan pun telah menyiapkan pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 200.000 setahun. “Saat ini, pembangunan pabrik baru sudah dalam konstruksi,” tuturnya.

Tak ingin tertinggal, produsen otomotif lainnya, Hyundai Mobil Indonesia juga memiliki minat untuk ikut dalam program LCGC. “Kami sudah punya produk tersebut, tinggal tunggu aturan dari pemerintah,” tutur Jongkie Sugiarto, Presdir PT Hyundai Mobil Indonesia. Artinya, kalau memang syarat kandungan lokal memenuhi, Hyundai akan memboyong salah satu model produk dari Korea.

Yang belum mempunyai kepastian untuk ikut dalam program LCGC adalah PT Suzuki Indomobil Sales. Kinji Saito, Deputy Executive GM Global Automobil Marketing Suzuki Motor Corp., beralasan, pihaknya sebenarnya sangat berminat, tapi masih menunggu kebijakan dari pemerintah.

Lebih jauh, Davy Tuilan, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales, menjelaskan, Suzuki lebih bersikap hati-hati untuk menyikapi kebijakan LCGC. “Kami tak ingin memberi kepastian dulu, sebelum regulasi dari pemerintah keluar, sehingga kami bisa membuat rencana dan aksi yang lebih tepat,” tandasnya.

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 51 XVI 2012 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×