kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,05   5,72   0.63%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah tukang pijat tunanetra bisa beli rumah berkat Go-Massage


Senin, 15 Oktober 2018 / 15:37 WIB
Kisah tukang pijat tunanetra bisa beli rumah berkat Go-Massage
ILUSTRASI. Layanan Go-Massage dari aplikasi Go-Jek


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

Keberuntungan sempat menghampiri Sumadi ketika bertemu salah satu pelanggan yang mengajaknya bergabung dengan sebuah panti pijat. Sejak itu ia pun mulai cari kontrakan sendiri di Pademangan, Jakarta Utara.

Pria yang menikah pada tahun 1993 itu kemudian mampu mengembangkan usaha panti pijat secara swadaya. Secara perdana panti pijat miliknya dibuka di Tebet, Jakarta Selatan.

Panti pijat sekaligus kediaman Sumadi dan keluarganya yang masih mengontrak itu kerap kali dikunjungi pelanggan setia. “Mengingat rumah saya di gang sempit, jadi beberapa lebih nyaman bila dipijat di rumahnya,” kenang Sumadi.

Sumadi berharap masyarakat bisa mengubah persepsi terhadap disabilitas. Ia ingin batasan antara disabilitas dan non disabilitas bisa dikikis menjadi kepercayaan. Bukan keraguan.

”Hingga saat ini saya bertahan. Tapi saya paham, belum semua bisa melihat kami mampu. Kita memang minoritas tapi kita ada. Jadi semoga rasa kasihan itu tidak membatasi rezeki kami. Kalau ragu, silakan dicoba karena saya juga melewati banyak pelatihan,” tuturnya.

Tapi percayalah, menurut dia, difabel juga berusaha untuk masa depan lebih baik. ”Prinsip saya, kalau saya mau berusaha, pasti Allah kasih rezeki. Saya bisa sekolahin anak saya, kuliah. Hidup ini tantangan, kita harus menghadapi apapun itu,” tuturnya.

Hal sama dirasakan Heru Widyanto (39 tahun). Penyandang tuna netra yang bergabung di Go-Massage sejak 2015 itu bersyukur karena akhirnya meraih kecukupan penghasilan.

Saat ini kecukupan penghasilan itu dia manfaatkan untuk kuliah anaknya yang baru saja menyelesaikan program D3.

”Alhamdulillah bisa kuliahkan anak. Dulu jangankan buat kuliah, nggak bisa kemana-mana. Sekarang bisa ajak jalan-jalan istri sama anak-anak ke mal,” ucapnya, lantas tertawa kepada media, belum lama ini.

Nanik, isteri Heru, menyebut penghasilan suaminya saat ini lebih tinggi dibandingkan ketika hanya membuka jasa memijit di rumahnya. “Sekarang sudah bisa menabung,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×