Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) telah diresmikan secara operasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Kawasan industri yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut berpotensi akan mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah (Jateng).
KITB atau Grand Batang Ciy ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Danareksa (Persero). Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan menyatakan akan ada 18 tenant yang telah menyerap lahan untuk pembangunan pabrik dan didominasi oleh penanaman modal asing (PMA).
"Investasi pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang ini mencapai Rp 14,8 triliun," kata Ngurah kepada Kontan, Kamis (25/7).
"Untuk kebutuhan gas di kawasan ini mencapai 15 MMSCFD," tambahnya.
Baca Juga: AION Indonesia Optimis Pabrik di Cikampek Bakal Beroperasi Pada Kuartal 1-2025
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan maraknya operasional kawasan industri di Jateng berdampak pada peningkatan tenaga kerja di Jateng dan Provinsi sekitarnya. Hal tersebut bisa membantu menurunkan tingkat pengangguran, khususnya usia muda dan lulusan sekolah vokasi. Setiap ada proses industrialisasi selalu berdampak positif bagi pelaku usaha kecil di sekitar kawasan.
"Jadi, kawasan industri ini ibarat magnet, akan ada usaha kos-kosan, warung, sampai berbagai jasa pendukung lainnya," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (26/7).
Menurut Bhima, yang menjadi catatan tentu adalah kesiapan pengelola dan tenant kawasan industri sebaiknya perlu menjaga pengolahan limbah dan tidak membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara baru di kawasan.
Diketahui, KITB dibangun di lahan seluas 400 hektare dan direncanakan mencapai luas total 4.300 hektare yang nantinya menampung industri dan pabrik. Ada 4 fase pengembangan kawasan dengan luas 4.300 ini, dengan lahan fase I seluas 450 hektare terjual dan sedang dalam tahap pengembangan fase II seluas 650 hektare yang sebagian sudah dipesan oleh investor asing dan investor lokal.
Saat ini, PMA yang telah diserap KITB telah membuka lapangan kerja sebanyak 19.000 tenaga kerja lokal dan berpotensi mencapai 200.000 pekerja jika sudah terbangun semuanya.
Sebagai tambahan informasi, tenant-tenant yang menggunakan jasa KITB dan berasal dari luar negeri dan dalam negeri.
Berikut 18 tenant yang akan mengisi KITB:
1. PT KOC Glass Indonesia dari Korea Selatan jenis industri kaca
2. PT Yih Quan Footwear Indonesia dari Taiwan jenis industri sepatu
3. PT SEG Manufaktur Ind. dari USA jenis industri solar panel
4. PT Wanxinda Batang Industry Land Investment dari China jenis industri sub developer
5. PT Wanxinda Green Travel Industry Development dari China jenis industri sub developer
6. PT Xian Jiang Group Indonesia dari China jenis industri penyemakan kulit
7. PT Cosmos Indo Ink dari Korea Selatan jenis industri tinta
8. PT Wavin Manufacturing Indonesia dari Belanda jenis industri pipa
9. PT Jayamas Medica Industri dari Indonesia jenis industri alat kesehatan
10. PT Unipack Plasindo dari Indonesia jenis industri PVC
11. PT Tawanda Healthcare dari Indonesia jenis industri alat kesehatan
12. PT Interskala Medika Indonesia dari Indonesia jenis industri alat kesehatan
13. PT Interskala Medika Solusindo dari Indonesia jenis industri alat kesehatan
14. PT Samator Indo Gas Tbk dari Indonesia jenis industri gas industri
15. PT Acindo Medika Sejahtera dari Indonesia jenis industri alat kesehatan
16. PT Window Shutters Indonesia dari Indonesia-Inggris jenis industri furniture
17. PT Sumber Graha Sejahtera dari Indonesia-Singapura jenis industri wood pellet
18. PT Rumah Keramik Indonesia dari Indonesia-India jenis industri keramik
Baca Juga: Belum Final! Muhammadiyah Masih Kaji Tawaran Pengelolaan Tambang Dari Pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News