Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong eksportir udang untuk menggarap pasar di luar Amerika Serikat, seiring upaya pemerintah menyelesaikan masalah anti dumping dan countervailing duties (CVD).
KKP juga tengah membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di beberapa negara, termasuk di kawasan Asia, Afrika, dan Eropa.
"Termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika Selatan, tentu penguatan akses pasar udang global untuk membuka pasar non-tradisional yang potensial ini penting," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono setelah bertemu dengan perwakilan Shrimp Club Indonesia (SCI) di Jakarta, seperti dikutip pada Senin (22/1).
Baca Juga: Naik 114%, KKP Terbitkan 5.703 Sertifikat Kelayakan Pengolahan Ikan (SKP) Selama 2023
Trenggono juga melihat China sebagai salah satu pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia. Hal ini merujuk pada pertumbuhan pasar udang China yang signifikan selama lima tahun terakhir (2018-2022), mencapai 49% per tahun dan mencapai US$ 6,3 miliar pada 2022.
Sementara itu, pangsa pasar Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 1,8% pada tahun tersebut.
Terkait dengan upaya membuka akses pasar alternatif, Trenggono mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif petambak, supplier, pengolah, asosiasi udang, APRINDO, PPJI, PHRI, dan Horeka untuk meningkatkan serapan pasar domestik.
Trenggono juga meminta agar terus dilakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.
"Tentu sinergi dengan pelaku usaha sangat penting, dan kami sangat senang dengan optimisme pelaku usaha udang terhadap komoditas ini. Jangan lupa juga inovasi produk udang siap masak dan siap makan untuk menjawab kebutuhan dan tren pasar," ujar Menteri Trenggono.
Baca Juga: KKP Siapkan Strategi Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Indonesia
Senada, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengaku sedang melakukan analisis pasar udang baik global maupun domestik. Hasilnya akan didistribusikan secara berkala kepada para pelaku usaha.
"Seperti yang diungkapkan Menteri bahwa sinergi dan kolaborasi penguatan udang sangat penting mengingat tingginya potensi komoditas ini," kata Budi.
Sementara Ketua SCI, Haris Muhtadi, mendukung penuh upaya strategis KKP dalam menguatkan industri udang dalam negeri. Dia juga mengapresiasi langkah KKP dalam menyikapi tuduhan anti dumping dan countervailing duties terhadap ekspor udang beku Indonesia ke pasar Amerika Serikat.
"Terima kasih atas keberpihakan KKP terhadap industri udang nasional, semoga ini menjadi langkah positif bagi kita semua," ucapnya.
Petambak udang yang tergabung dalam Shrimp Club Indonesia menyambut positif langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyikapi tuduhan anti dumping dan countervailing duties terhadap ekspor udang beku Indonesia ke pasar Amerika Serikat.
Mereka optimis industri udang akan terus berkembang mengingat pasar udang dunia mencapai US$ 31 miliar pada 2022 dan tumbuh positif 8% per tahun pada periode 2018-2022.
Dalam kesempatan ini, Haris mengusulkan promosi tematik udang, seperti melalui bazar, festival kuliner, pameran, dan pertemuan bisnis.
"Mungkin dapat dipertimbangkan kegiatan bersama, antara KKP dengan SCI, antara lain melalui forum bisnis antara pengusaha udang Indonesia dengan pembeli dari target pasar baru skala internasional," tutupnya.
Baca Juga: Dukung Program Hari Ikan Nasional, STP Adakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
Sebelumnya, KKP telah menyiapkan sejumlah langkah strategis menghadapi tuduhan anti dumping dan countervailing duties terhadap ekspor udang beku Indonesia ke pasar Amerika Serikat dari American Shrimp Processors Association (ASPA) melalui petisi pada tanggal 25 Oktober 2023.
Cakupan udang asal Indonesia yang dikenakan petisi melibatkan seluruh udang tropis beku, kecuali udang segar dan udang berlapis.
Tuduhan CVD tidak hanya ditujukan kepada Indonesia, tetapi juga Vietnam, Ekuador, dan India, sementara tuduhan AD ditujukan kepada Indonesia dan Ekuador.
Baca Juga: Dorong Budidaya Berkelanjutan, Bumi Menara Internusa Berdayakan Masyarakat Pesisir
Berdasarkan Sunset Reviews tahun 2022, saat ini ada empat negara yang masih dikenai Bea Masuk Anti Dumping, yaitu China dengan bea maksimum hingga 112,81%, India hingga 110,9%, Thailand hingga 5,34%, dan Vietnam hingga 25,76%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News