Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merancang strategi penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia dengan basis ekonomi biru.
Fokus strategi ini mencakup standardisasi, inovasi produk, penerapan ketertelusuran dan rantai dingin, pengelolaan logistik ikan, pemberdayaan usaha, akses pembiayaan dan investasi, serta promosi dan akses pemasaran.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, menyampaikan bahwa salah satu strategi utama adalah menciptakan produk berkualitas tinggi dan inovatif yang memenuhi standar pasar internasional serta mendominasi pasar dalam negeri.
Baca Juga: Tahun 2018, industri makanan minuman diperkirakan tumbuh 10%
Budi optimistis bahwa target pemasaran produk perikanan Indonesia telah disusun sesuai kebutuhan pasar domestik dan internasional (market driven), dengan proyeksi nilai ekspor produk kelautan dan perikanan mencapai US$ 8,5 miliar dan nilai perdagangan dalam negeri mencapai Rp 796,93 triliun pada tahun 2029.
Strategi selanjutnya mencakup pemanfaatan teknologi pengolahan ramah lingkungan, didukung dengan bahan baku berkualitas, harga yang stabil dan wajar, serta penerapan sistem rantai dingin dan logistik ikan yang efisien, terkoneksi, dan kompetitif.
"Pemenuhan bahan baku berkualitas adalah bagian integral dari penerapan sistem logistik dan rantai dingin yang bergerak bersama," ujarnya Budi dalam siaran pers, Rabu (27/12).
Baca Juga: Pemerintah Sebut Hilirisasi Bukan Hanya untuk Komoditas Mineral
Penting juga untuk mencatat strategi yang menekankan kebanggaan terhadap produk Indonesia dan perlindungan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan melalui kegiatan "Tahun Tuna Indonesia 2024," Promosi "Mutiara Perhiasan Resmi Nusantara," dan "Sertifikasi Indikasi Geografis" Ikan Hias Indonesia.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) Ditjen PDSPKP, yang diadakan pada 20 Desember 2023 di Jakarta, Budi mengajak 300 pemangku kepentingan terkait untuk mendiskusikan tema-logistik, komoditas ikan hias dan mutiara, komoditas udang, komoditas rumput laut, dan komoditas tuna.
Budi mendorong asosiasi dan pengusaha untuk turut serta menjaga kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan, dengan fokus pada menjaga kebersihan laut dari sampah plastik.
Sebagai langkah awal dalam penyusunan strategi pembangunan kelautan dan perikanan, KKP aktif meminta masukan dari para pemangku kepentingan terkait. Budi menekankan perlunya sinergi dan kolaborasi untuk meningkatkan daya saing sektor kelautan dan perikanan.
Baca Juga: Menteri KKP Blak-blakan Sebut Tata Kelola Kelautan Perikanan RI Belum Baik
Dalam FGD, hadir berbagai asosiasi pelaku usaha perikanan, termasuk asosiasi pengolahan hasil perikanan, asosiasi logistik, asosiasi perikanan tangkap, asosiasi perikanan budi daya, asosiasi rumput laut, hingga asosiasi ikan hias dan mutiara.
Budi berharap untuk memperkuat komunikasi antara KKP dan pemangku kepentingan, dengan mengusulkan forum bulanan yang diadakan secara rutin, bahkan secara online, untuk menjaga soliditas dan memperkuat daya saing sektor kelautan dan perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menggarisbawahi bahwa kunci keberhasilan dalam pembangunan kelautan dan perikanan adalah sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak untuk membentuk superteam dalam membangun sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News